Jakarta, CNN Indonesia -- Real Madrid memang sukses menekuk Deportivo La Coruna 2-0 pada laga terakhir La Liga Spanyol di Stadion Riazor, Sabtu (14/5). Namun, Los Blancos tetap gagal melewati Barcelona di puncak klasemen lantaran klub asal Katalonia itu berhasil menang 3-0 atas Granada di saat yang bersamaan.
Hasil itu membuat Madrid harus merelakan trofi La Liga melayang ke kubu Barcelona, membuat tim besutan Luis Enrique itu menjadi raja Spanyol untuk ke-24 kalinya.
Sedangkan bagi Madrid, hasil ini membuat mereka hanya mampu meraih satu gelar La Liga dalam delapan tahun terakhir. Kegagalan itu pun menjadi rentetan prestasi terburuk klub ibu kota Spanyol itu di liga sejak 1953 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu, Madrid absen sebagai juara Spanyol selama 17 musim berturut-turut sejak musim 1933/34 hingga 1952/53. Liga sempat berhenti pada musim 1936/37 hingga 1938/39 lantaran perang saudara di Spanyol.
Namun, secercah harapan bagi Los Blancos sempat muncul lantaran arsitek baru mereka, Zinedine Zidane, memiliki catatan yang cukup bagus pada musim ini.
Sejak menangani Cristiano Ronaldo dkk. 4 Januari lalu, Zidane mampu meraup 53 poin dari 20 laga pertamanya di liga, termasuk kemenangan 2-1 atas Barcelona pada 3 April lalu.
Selain itu, Madrid juga masih berpeluang meraih trofi pada musim ini. Sebab, Los Blancos berhasil melaju ke final Liga Champions dan menghadapi rival sekotanya, Atletico Madrid.
Persentase kemenangan Zidane pada awal kariernya di Madrid juga terbilang mengesankan lantaran mantan penggawa tim nasional Perancis itu memiliki catatan 80 persen kemenangan.
Persentase itu jauh lebih baik dibanding arsitek Madrid sebelumnya, Rafael Benitez, yang memiliki persentase kemenangan sebesar 68 persen dari total 25 laga yang dilakoninya.
(bac)