Jakarta, CNN Indonesia -- Antonio Di Natale mengakui dirinya tak kuasa menahan air mata di ruang ganti usai melakoni laga terakhirnya bersama Udinese, kesebelasan yang ia bela selama 12 tahun.
Bergabung pada 2004 silam dengan tim yang dijuluki Si Zebra Kecil, Di Natale bermain 450 kali dan mencetak 227 gol. Ia adalah salah satu pemain penting ketika Udinese mengejutkan dunia sepak bola Italia dengan masuk ke zona Liga Champions, tiga tahun silam.
Udinese tentu saja adalah klub kecil di kota berpenduduk 100 ribu jiwa yang biasanya hanya berada di papan bawah klasemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Natale mengatakan bahwa ia sebenarnya santai menghadapi pertandingan terakhirnya, namun ketika berjalan mencapai ruang ganti emosinya memuncak.
"Ketika saya duduk di ruang ganti, saya menangis seperti bayi. Saya memikirkan bahwa 12 tahun ini adalah perjalanan yang hebat bersama-sama," kata Di Natale kepada
Sky Sport Italia. "Saya ingin berterima aksih kepada rekan setim saya dan juga klub, dan semua orang yang bersama saya di masa itu."
Di Natale mencetak gol perpisahan dari titik putih di pertandingan tersebut. Penyerang 38 tahun itu memastikan Stadion Friuli bersorak dengan sebuah kemenangan 2-1.
Bukan soal mudah bagi Di Natale untuk turun di laga terakhirnya, karena ia sempat terluka ketika berlatih. Dalam beberapa tahun terahir, Di Natale juga sering kali berlatih terpisah dari rekan-rekannya demi merawat lututnya.
"Tapi saya ingin memainkan 20 menit terakhir itu dan dokter mengizinkan saya untuk melakukannya."
Di Natale kemudian mengucapkan terima kasih kepada presiden klub, Franco Soldati, yang dianggapnya sebagai ayah, serta kepada mantan pelatihnya, Francesco Guidolin.
"Sangat menyenangkan untuk menerima banyak sekali pesan. Tapi yang terutama, saya ingin berterima kasih kepada Francesco Guidolin. Kami mencapai zona Liga Champions bersama-sama dan nyaris masuk ke dalamnya."
(vws)