Jakarta, CNN Indonesia -- Musim lalu, gelandang Liverpool Emre Can mengakhiri Liga Primer Inggris dengan kepala tertunduk. Didatangkan dari Bayer Leverkusen, Can tak mampu segera beradaptasi dan berkali-kali dipermalukan lawannya.
Salah satu penampilan paling buruknya adalah ketika Liverpool ditekuk 0-5 Stoke City di Stadion Britania. Can yang saat itu bermain sebagai bek kanan tak bisa menghentikan pergerakan Marko Arnautovic.
Banyak yang memvonis karier Can di Stadion Anfield akan selesai cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedatangan Juergen Klopp untuk menggantikan Brendan Rodgers sebagai pelatih mengubah jalan kariernya. Can kini jadi bagian tak tergantikan di lini tengah Liverpool dan menjadi motor kesuksesan The Reds menembus final Liga Europa.
Di musim ini, hanya kiper Simon Mignolet, dua bek Alberto Moreno serta Nathaniel Clyne mengantongi menit bermain yang lebih baik dari Can.
Emre Can juga menjadi pengatur serangan dari lini tengah dan mencatatkan rataan 3,7 umpan panjang ke lini depan. Sementara saat bertahan Can pun menjadi salah satu pemain dengan rataan tekel terbaik di Liverpool.
Menurut Klopp, yang juga diamini Can, salah satu kunci keberhasilannya membangkitkan Can adalah karena ia bisa dengan mudah memberikan instruksi dalam bahasa Jerman padanya.
"Detil-detil kecil itu, akan menjadi keunggulan jika Anda bisa menyampaikannya dalam bahasa ibu," kata Can.
Menghadapi Sevilla di final Liga Eropa si Basel, Rabu (18/5) malam waktu setempat, Can akan diharapkan Klopp kembali menjadi raja lini tengah. Namun ia akan menghadapi pertarungan ketat melawan Ever Banega, sang empunya nomor punggung19.
Sempat meroket ketika masih membela Valencia, Banega sedang menjalani masa keemasan keduanya. Padahal ketika ia meninggalkan Los Che setelah bermain lima tahun, Banega sempat kehilangan ambisi untuk bersaing, dan memilih untuk kembali ke negaranya untuk bermain enam bulan bersama Newell's Old Boys.
Ketika kontrak peminjamannya dengan Newell's habis, Banega pun nyaris tak memiliki klub karena Newell's tak mampu untuk membayar biaya transfernya dan Valencia tak menginginkannya lagi.
Jalan hidupnya berubah ketika Direktur Teknik Sevilla, Ramón Rodríguez Verdejo, bertaruh untuk dirinya dan merekrutnya dengan harga murah.
Gelandang 27 tahun itu pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Di bawah pelatih Unai Emery, Banega menjadi salah satu pemain dengan visi paling baik di Eropa.
Seperti dicatatkan
Bleacher Report, gelandang Argentina itu adalah pencipta
key-passes (Umpan berbuah tembakan) tertinggi di Sevilla denganr rataan 2,3 per pertandingan.
Jika dibandingkan dengan skuat Liverpool, hanya James Milner yang memiliki rataan lebih tinggi yaitu 2,4
key-passes per laga.
Malam nanti, Banega dan Can sama-sama memiliki peluang untuk menghapus momen buruk dalam karier mereka masing-masing dengan cara mengangkat piala Liga Europa.
(vws)