Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden kelompok suporter PSIM Yogyakarta, Brajamusti, Rahmat Kurniawan, mengungkapkan telah memenuhi panggilan kepolisian untuk dimintai sejumlah keterangan. Itu terkait insiden bentrok antara Brajamusti dengan suporter PSS Sleman.
Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu pendukung BCS, Stanislaus Gandhang Deswara, meregang nyawa akibat bentrok yang terjadi do Jalan Magelang KM 14, Triharjo, Sleman, Minggu (22/5) dini hari WIB.
Namun, saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Rahmat memilih untuk tak membeberkan detail hasil keterangan dari sejumlah anggotanya soal krononologi itu. "Saya tidak ada di lokasi karena kejadian ada pada rombongan bus (Brajamusti) di belakang kami di wilayah Sleman," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mendapatkan keterangan soal kronologi dari teman-teman yang ada di tempat kejadian. Tapi maaf, saya belum bisa beberkan kronologinya dulu."
Menurut Rahmat, ia ingin mematuhi proses penyelidikan yang saat ini terus dilakukan pihak Polres Sleman. "Kami sudah dimintai keterangan pada Minggu (22/50 siang lalu. Sebagai warga negara yang baik, tentu saya harus memenuhi panggilan," ungkap Rahmat.
Ia menerangkan, bukan hanya dirinya yang memenuhi panggilan Polres Sleman, sejumlah anggotanya dari Brajamusti juga dimintai keterangan. "Yang dipanggil lagi ada Korlap (Koordinator Lapangan) yang kebetulan mengatur rombongan suporter," tuturnya.
Kurniawan sendiri mengaku juga telah melakukan penyelidikan internal terkait kerusuhan yang memakan korban dari pihak BCS. "Tapi saya tak ingin membuat informasi jadi simpang siur karena kami serahkan kepada pihak kepolisian," ucapnya.
"Sedangkan hasil informasi yang kami terima dari rekan-rekan, sudah kami sampaikan juga kepada pihak kepolisian."
(bac)