Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Disiplin (Komdis) PSSI belum mengeluarkan keputusan terkait nasib manajer PSS Sleman, Supardjiono, yang diklaim sejumlah pemain PSS telah memberikan perintah untuk mengalah saat melawan PSIS Semarang.
Ketua Komdis PSSI, Ahmad Yulianto, usai menggelar rapat dengan anggota Komdis, Yusuf Ibrahim, Kamis (17/9), menyatakan pihaknya masih butuh waktu untuk mengambil keputusan mengenai nasib Supardjiono.
Hal itu dikarenakan keterangan yang diberikan Supardjiono berbeda dengan klaim yang diungkapkan empat pemain dari PSS yang dipanggil sebelumnya oleh Komdis PSSI: Hermawan Putra Jati, Satrio Aji, Ridwan Awaludin, dan Moniega Bagus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari manajer PSS mengaku tidak ada perintah untuk mengatur pertandingan itu. Dia hanya memberitahu hati-hati terhadap Pusamania Borneo FC, tapi Hermawan bilang Pak Supardjiono aktif (mengatur pertandingan)," kata Ahmad di Kantor PSSI.
Kondisi ini membuat Komdis PSSI akan kembali memanggil beberapa pemain dari PSS dan beberapa saksi dari PSIS. Komdis PSSI berpeluang melakukan konfrontasi antara keempat pemain PSS tersebut dengan Supardjiono.
Ahmad juga menyatakan, pihaknya berkesimpulan bahwa kasus 'Sepak Bola Gajah' PSS lawan PSIS bukan match fixing tapi match setting. Ahmad menilai bahwa kedua tim tersebut mengatur hasil laga untuk kepentingan mereka.
Ahmad memastikan pihaknya tetap fokus menyelesaikan kasus-kasus sepak bola, meski PSSI saat ini masih dibekukan pihak Kemenpora.
"Sekarang mereka kondisinya seperti tak masalah mau dihukum, karena kompetisinya tidak berjalan juga karena pembekuan PSSI. Tapi, kami tetap jalan saja. Kalau memang tetap tidak memenuhi panggilan, kami komitmennya akan tetap mengambil keputusan," ucap Ahmad.
Dalam rapat sore tadi, Ahmad juga memastikan pihaknya gagal memanggil mantan ketua Komite Wasit PSSI, Roberto Rouw, Djamal Abdul Aziz (anggota Exco), dan manajer Persipur Purwodadi, Mulyadi, terkait pengembangan kasus match fixing yang melibatkan Persipur.
(har/har)