Jakarta, CNN Indonesia -- Pebalap Indonesia, Rio Haryanto, menyelesaikan GP Kanada dengan finis di posisi paling akhir tepatnya di posisi ke-19. Atlet 23 tahun itu merasa dirinya seharusnya bisa mendapatkan hasil lebih baik lagi, namun beberapa hal menghambat gerak dirinya.
Faktor pertama adalah masalah keterlambatan ketika berada di pitstop.
"Bagian pertama balapan berjalan dengan baik untuk saya. Saya bisa mengejar rekan setim saya, dan juga (Joylon) Palmer serta (Kevin) Magnussen. Ketika masuk pitstop pertama, saya berharap bisa bersaing dengan Marcus Ericsson saat kembali memasuki lintasan, tapi saya memiliki masalah yang membuat pitstop berjalan lambat," kata Rio kepada situs resmi Manor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu saya kembali justru di belakang (Felipe) Nasr.
Rio kemudian menegaskan bahwa dirinya telah berusaha untuk mengejar Nasr, namun karena beberapa kali ia berada di bawah bendera biru, ia tak mendapatkan momentum.
Bendera biru sendiri merupakan instruksi bagi seorang pebalap memperlambat kendaraannya untuk membiarkan mobil yang lebih kencang satu putaran melewat. Pada balapan kali ini, Rio dua kali dilewati Lewis Hamilton dan para pebalap di tujuh teratas.
Ia juga satu kali dilewati oleh pebalap-pebalap di posisi ke-8 hingga ke-12.
"Kami coba untuk mengejarnya dengan menggunakan ban lunak di putaran-putaran final, tapi tak ada lagi yang bisa kami lakukan," kata pebalap kelahiran Surakarta tersebut.
Meski kecewa dengan hasil tersebut, Rio melihat ada sisi positif yang bisa ia ambil dari balapan kali ini.
"Lagi-lagi kedua mobil kami finis, sehingga kami berharap bisa meneruskan hasil baik ini ke GP Baku pekan depan."
(vws)