Jakarta, CNN Indonesia -- Jadwal padat menanti Mauricio Pochettino dan Tottenham Hotspur pada musim 2016/17. Musim depan skuat Si Lili Putih bukan hanya harus menghadapi kompetisi yang padat di dalam negeri, termasuk juga menghadapi Liga Champions.
Persaingan di Liga Champions, yang diisi tim-tim juara tentu akan lebih berat untuk dilalui Spurs. Atas dasar itu amunisi tambahan diperlukan Pochettino untuk menambal skuat demi menghadapi musim depan.
Baru dua pemain yang didatangkan Pochettino di bursa transfer musim panas, dan juga satu pemain kembali dari pinjaman. Namun, kedatangan tiga pemain itu sepertinya belum cukup untuk memperkuat Spurs menghadapi jadwal ketat musim 2016/17.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, ditambah makin ciamiknya penampilan Spurs, para pemain klub asal London Utara itu pun menjadi langganan untuk dipanggil timnas-timnas.
Sejauh ini Pochettino baru mendatangkan pencetak gol terbanyak di Belanda, Vincent Janssen, dari AZ Alkmaar. Penyerang berusia 22 tahun itu ditebus dengan harga 19,79 juta poundsterling.
Manajer muda asal Argentina itu pun mendapatkan gelandang bertahan Southampton Victor Wanyama. Gelandang berusia 25 tahun asal Kenya itu ditebus dengan harga 12,24 poundsterling.
Selain itu Federico Fazio, yang semusim lalu dipinjamkan ke Sevilla pun telah hadir kembali di tengah pemain Spurs. Bek 29 tahun yang dipinjamkan ke La Liga pada jendela musim dingin lalu itu bermain empat kali untuk Sevilla.
Di Bursa transfer musim panas 2016, hingga berita ini ditulis Spurs terlihat adem ayem dalam memburu pemain, atau pemainnya diburu.
Meskipun begitu, bukannya Spurs tanpa pemberitaan. Gelandang Argentina yang tak betah di Juventus, Roberto Pereyra dikatikan dengan Spurs selain Napoli.
Kemudian duo gelandang Newcastle United Georginio Wijnaldum (Belanda) dan Moussa Sissoko (Perancis) pun seperti dilansir Sky Sports berpeluang menjadi bagian dari Spurs.
Untuk Sissoko yang baru tampil bersama timnas Perancis hingga partai final Piala Eropa 2016 dipatok Newcastle dengan harga 35 juta poundsterling.
 Duet bek Tottenham Hotspur Toby Alderweireld (4) dan Jan Vertonghen(5) membutuhkan pemain pelapis. (Reuters / Dylan Martinez) |
Lini Terlemah dan TerkuatMusim lalu Spurs gagal memanfaatkan momentum untuk menekan dan menyalip Leicester City di paruh kedua perburuan gelar juara Liga Inggris. Walhasil, skuat asuhan Pochettino itu pun tergeser di peringkat tiga Liga pada akhir musim.
Sektor utama yang jadi pekerjaan rumah dari musim lalu adalah di pertahanan dan agresivitas mencetak gol. Musim lalu, Spurs kerap membuang kesempatan ketika Leicester tertahan atau tak mendapatkan poin.
Di sektor pertahanan Pochettino masih mengandalkan Hugo Lloris dan pelapisnya Michel Vorn di bawah mistar gawang. Namun, di sektor bek, Pochettino mesti memperkuat komposisi pemainnya.
Formasi ideal tim tersebut di belakang adalah Kyle Walker (di kanan), Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen di tengah, serta Danny Rose di kiri. Pochettino memiliki pemain yang minim untuk melapis Alderweireld dan Vertonghen.
Fazio saja tak cukup, ataupun Eric Dier yang pula bisa dimainkan di posisi tersebut. Pochettino setidaknya membutuhkan satu pemain lagi guna menambal lubang pertahannya.
Seperti dikutip dari Metro, Spurs pun diklaim sedang mendekati bek internasional Islandia Ragnar Sigurdsson. Bek berusia 30 tahun itu menjadi salah satu kunci sukses Islandia menembus hingga perempat final Piala Eropa 2016--terutama ketika mengalahkan Inggris di 16 besar.
Namun, untuk mendatangkan bek tim Rusia FC Krasnodar itu Spurs harus bersaing dengan Leicester City yang diyakini memberi penawaran hingga 4 juta poundsterling.
Di Lini tengah, bisa dibilang Spurs memiliki para bakat muda yang merata.
Di sektor gelandang bertahan, Eric Dier bisa dilapis Wanyama. Musim lalu ia bermain hingga 30 kali, mencetak satu gol dan satu assist untuk Southampton. Apalagi di posisi menyerang.
Pembelian Sissoko atau Wijnamdul mungkin akan memberikan penyegar untuk lini kreasi menciptakan peluang mencetak gol pemain depan Spurs. Dele Alli--seperti yang ditunjukkannya musim lalu dan juga bersama Inggris--lebih sering berperan sebagai gelandang serang dibandingkan kreator.
Untuk tugas itu, musim lalu Spurs lebih mengandalkan gelandang asal Denmark, Christian Eriksen. Eriksen memberi enam assist dari total 47 penampilan bersama Spurs. Di posisi kedua barulah Alli dengan 11 assists dari 46 penampilan.
Adapun untuk lini depan, cukuplah dengan Harry Kane, Jannsen, Clinton N'jie, dan Song Heung-min yang biasa beroperasi di sayap serta penyerang sentral.
(kid)