Perbasi Tegaskan Tak Ada Larangan Hijab di Kompetisi Lokal

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2016 18:27 WIB
Ketua Umum Perbasi, Danny Kosasih, menegaskan bahwa berbeda dengan kompetisi basket internasional, di Indonesia tak ada larangan berjilbab.
Ilustrasi Basket Perempuan. (Koki Nagahama/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI), Danny Kosasih, menyatakan pihaknya tidak mempermasalahkan petisi untuk menghapus larangan berhijab di dunia basket yang diinisiasi salah satu pebasket profesional Indonesia, Raisa Aribatul Hamidah.

Danny juga menyatakan bahwa tidak ada larangan berhijab pada kompetisi basket di Indonesia.

Dalam sebuah petisi yang diunggah di Change.org, Raisa mengajukan petisi kepada Presiden Federasi Basket Dunia (FIBA), Horacio Muratore, terkait dengan penggunaan hijab di dunia basket.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya, point-guard Surabaya Fever itu sehari-hari menggunakan hijab merasa dirinya kesulitan tampil di kancah internasional lantaran larangan penggunaan tutup kepala yang menjadi salah satu aturan FIBA.

Petisi yang diunggah pebasket 26 tahun itu diunggah di situ Change.org pada tiga hari lalu dan hingga saat ini telah ditanda-tangani lebih dari lima ribu orang.

"Kami tidak keberatan (adanya petisi Raisa) karena itu kan masalah pribadi masing-masing," ujar Danny ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (20/7) sore.

"Tapi, kalau tidak salah dalam salah satu rapat saya sempat mendengar sebenarnya FIBA sendiri sudah mulai mempertimbangkan untuk menghapus larangan itu, tapi belum tahu akan diimplementasikannya kapan."

Terkait dengan penggunaan hijab di kompetisi basket nasional, Danny menyatakan kompetisi lokal tak pernah mempermasalahkannya.

Danny merasa hal itu merupakan kepercayaan masing-masing sehingga tak ingin membatasinya, termasuk ketika atlet yang bersangkutan sedang berlaga di atas lapangan.

"Itu kan masalah agama masing-masing, kepercayaan masing-masing. Ya, saya pikir petisi ini juga ada bagusnya," ujar Danny menambahkan.

Aturan resmi FIBA pasal 4.4.2 menyatakan bahwa pemain tidak diperbolehkan memakai perangkat/benda yang dapat menyebabkan cedera pada pemain lain.

Menurut aturan itu, pemain memakai “tutup kepala” atau “aksesoris rambut” di pertandingan. Sedangkan ikat kepala (headband), lebarnya tidak boleh lebih dari lima sentimeter.

Aturan ini berlaku di liga atau turnamen agenda FIBA, seperti Olimpiade, Piala Dunia FIBA, AfroBasket, EuroBasket, FIBA Americas, dan agenda-agenda resmi FIBA lainnya.

Dikabarkan Muslim Matters, selain Raisa ada delapan atlet lainnya di seluruh dunia yang juga mengunggah petisi serupa untuk memberikan tekanan pada FIBA.

Sejak 2014 lalu, FIBA telah memulai masa uji coba untuk menghapus larangan berhijab, dan mereka akan mengambil keputusan setelah Olimpiade 2016 selesai pada Agustus nanti.

Namun dari 12 tim yang berkompetisi di Olimpiade 2016, termasuk di antaranya negara dengan populasi penduduk muslim yang besar seperti Turki dan Senegal, tetap diwajibkan menuruti peraturan larangan berhijab itu. (vws)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER