Jakarta, CNN Indonesia -- Grand Prix (GP) Jerman baru saja berakhir, dan status pebalap formula satu (F1) Indonesia Rio Haryanto di tim Manor Racing kembali menjadi pertanyaan.
Rio tidak akan bisa balapan di paruh musim kedua bila belum melunasi pembayarannya ke Manor sebesar kurang lebih 7 juta euro. Ia harus segera menemukan solusi sebelum GP Belgia di Sirkuit Spa digelar pada 28 Agustus nantu.
Ketidakpastian masa depan pebalap kelahiran Surakarta di F1 tersebut membuat beberapa pebalap lain mendapat kesempatan untuk segera menggantikannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jordan King, Alexander Rossi, Stoffel Vandoorne, dan Esteban Ocon adalah nama-nama yang santer diberitakan akan menggantikan Rio. Siapakah mereka? Berikut adalah profil singkat ketiga pebalap tersebut.
1. Jordan King
King merupakan seorang pebalap asal Inggris dari Harbury, Warwickshire. Kariernya bermula dari balapan karting, sebelum ia mulai mencoba sebuah mobil Formula 2 (F2) pada 2009, pada usia 15 tahun.
Pada 2010, King menjalani empat balapan dalam Formula Palmer Audi di putaran Silverstone. Di sana ia sempat mendapat podium kedua dan membuat pendiri seri balapan tersebut, Jonathan Palmer, terkesan. Pada 2011, King menandatangani kesepakatan untuk membalap di tiga seri kejuaraan F2 yakni di Spa-Francorchamps, Nürburgring, dan Brands Hatch.
Kiprahnya di berbagai kejuaraan Eropa sesungguhnya cukup baik. Sebelum masuk GP2 pada 2015, King bersama tim Carlin sempat menjuarai British Formula 3 pada 2013 dan selesai di peringkat ke-7 dalam kejuaraan FIA European Formula 3.
Di GP2, King musim ini masih memperkuat tim Racing Engineering. Pebalap berusia 22 tahun tersebut juga berstatus sebagai Development Driver di tim Manor Racing MRT dalam F1.
Salah satu faktor yang bisa mendukung King adalah kehadiran sang ayah, Justin King, yang merupakan sosok berpengaruh di Manor. Justin berperan besar dalam kebangkitan Manor dari kebangkrutan semasa masih menjadi tim Marussia.
2. Alexander RossiBermodalkan sokongan dana dari keluarga, karier Rossi di dunia balap Amerika Serikat terbilang cukup lancar sedari usia muda.
Setelah menjadi pebalap termuda yang memenangi kejuaraan nasional Skip Barber di usianya yang baru 14 tahun, Rossi kemudian berkompetisi dalam seri Formula BMW USA. Ia selesai di peringkat ketiga dalam kejuaraan tersebut, dengan catatan tiga kemenangan dan lima podium bersama Tim Apex Racing, USA.
Pebalap berusia 25 tahun asal Amerika Serikat ini pun sudah memiliki pengalaman di ajang F1 sejak menjadi pebalap tes Caterham pada 2012. Dua tahun kemudian Rossi bergabung dengan Manor.
Debut Rossi di ajang F1 terjadi di GP Singapura 2015. Musim lalu Rossi tampil di lima seri dan gagal meraih poin bersama Manor.
3. Stofel VandoorneLahir di Kortijk, Belgia, Vandoorne memulai karier balapnya lewat karting pada 1998, saat dirinya berusia enam tahun. Sepuluh tahun kemudian, dia memenangi Kejuaraan Belgia KF2.
Pebalap yang sekarang berusia 24 tahun ini adalah rival Haryanto di ajang GP2. Pada 2015, Vandoorne menjuarai GP2 dengan perolehan 341,5 poin sementara Rio berada di peringkat keempat dengan 138 poin.
Musim ini Vandoorne sempat mendapat kesempatan untuk menjadi pebalap pengganti Fernando Alonso dalam GP Bahrain. Alonso saat itu tidak fit setelah mengalami kecelakaan di GP Australia.
Namun tak disangka, Vandoorne tampil mengesankan. Dia sukses finis di posisi ke-10 dan menyumbang poin perdana bagi tim McLaren-Honda.
4. Esteban OconPengalamannya sebagai pebalap cadangan tim Renault membuat peluang Ocon untuk menjadi pebalap utama tim Manor Racing cukup terbuka. Selain itu, Ocon juga masuk ke dalam program pengembangan pebalap Mercedes-Benz.
Debutnya di F1 ia lakoni saat mengambi bagian dalam latihan bebas pertama di GP Abu Dhabi pada 21 November 2014 silam. Di sana, ia mengendarai Lotus F1. Dia juga mengambil bagian dalam tes uji coba di Barcelona bersama Force India.
Sepanjang kariernya, Ocon pernah menyandang gelar juara sebanyak dua kali.
Gelar juara pertama ia dapatkan pada 2014 dalam kejuaraan FIA European Formula 3 bersama Prema Powerteam. Sementara gelar juara yang kedua ia dapat di seri GP bersama tim ART GP pada 2015.
(vws)