Jakarta, CNN Indonesia -- Citius. Altius. Fortius. Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih kuat. Itulah motto Olimpiade. Dengan simbol lima cincin berwarna biru-kuning-hitam-hijau-merah yang merupakan perwakilan lima kontinental, maka sah sudah Olimpiade merupakan pesta olahraga terbesar di dunia.
Olimpiade adalah perang yang diizinkan dan disahkan oleh warga dunia. Atlet yang berangkat adalah serdadu dan berkibarnya bendera serta berkumandangnya lagu wajib merupakan tujuan. Kemenangan adalah kejayaan dan kekalahan adalah sebuah tamparan.
Dengan jejak panjang Olimpiade, sudah banyak cerita-cerita heroik yang terpatri abadi di dalam hati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai dari yang lawas seperti kisah kejayaan Jesse Owens meraih empat emas di hadapan Adolf Hitler (Olimpiade 1936), kaki telanjang pelari maraton Abebe Bikili yang berujung emas (1960), nilai sempurna Nadia Comaneci di cabor senam pada Olimpiade 1976, atau yang terkini seperti dominasi Michael Phelps di renang dan Usain Bolt di nomor atletik dalam dua Olimpiade terakhir.
Indonesia pun tak ketinggalan memiliki cerita manis di Olimpiade. Mulai dari kisah medali pertama yang dipersembahkan tiga srikandi di cabor panahan Olimpiade 1988, tradisi emas bulutangkis yang terjadi pada periode 1992-2008, hingga munculnya lifter-lifter Indonesia dalam daftar tetap penyumbang medali Indonesia sejak tahun 2000.
Lembaran Olimpiade 2016 kini tersaji di depan mata. Termasuk untuk 28 atlet yang akan berupaya keras mengumandangkan Indonesia Raya di tanah Brasil. Halaman-halaman di dalamnya masih kosong dan usai 21 Agustus nanti barulah terlihat lengkap sejarah yang tertulis di dalamnya.
Semua atlet di seluruh dunia datang dengan persiapan matang. Namun bagaimanapun, hanya akan ada satu pemenang. Itulah yang membuat pesta ini tak boleh dilewatkan!
Selamat menikmati pesta olahraga dan perang antar negara di Negeri Samba. Selamat berjuang Indonesia!
(vws)