PRATINJAU EPL 2016-2017

Candradimuka Guardiola di Musim Pertama

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Jumat, 12 Agu 2016 14:48 WIB
Pindah ke Inggris, Pep Guardiola akan mendapatkan tantangan-tantangan yang belum pernah ia hadapi di Barcelona dan Bayern Munich.
Pep Guardiola akan mendapatkan tantangan berat di musim pertamanya menjajal Liga Primer Inggris. (Lintao Zhang/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dengan dua gelar Liga Champions dan total enam gelar liga yang direbut di Spanyol dan Jerman, tak salah jika Pep Guardiola dinobatkan sebagai salah satu pelatih terbaik dalam satu dekade terakhir.

Namun pria 45 tahun itu justru baru akan berhadapan dengan candradimukanya pada musim ini.

Guardiola pindah ke Liga Primer Inggris saat kompetisi tersebut berada pada titik zenit -- didukung hak siar tertinggi di dunia yang mampu membuat klub dengan status semenjana mampu merekrut pemain-pemain mahal. Liga Inggris juga menjadi kiblat nyaris seluruh pemain di belahan bumi manapun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum lagi jika berbicara soal gelombang kedatangan pelatih-pelatih top dunia ke Inggris. Antonio Conte adalah penakluk Serie-A dengan total empat gelar Liga Italia, sementara Jose Mourinho telah mengenal benar luar-dalam kompetisi yang disebut-sebut sebagai terketat di dunia tersebut.

Nama-nama seperti Arsene Wenger (Arsenal), Ronald Koeman (Everton), Claudio Ranieri (Leicester City), Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur), Slaven Bilic (West Ham United), Juergen Klopp (Liverpool), Walter Mazzari (Watford), atau bahkan Aitor Karanka (Middlesbrough) juga punya peluang besar mengirimkan kejutan demi kejutan untuk sang pelatih berkepala plontos itu.

Kenyamanan yang dimiliki Guardiola semasa di Barcelona dan Bayern Munich -- menjadi pelatih klub yang terlampau dominan-- jelas akan direduksi ketika ia berada di Inggris.

Ini belum lagi berbicara soal skuat.

Ketika pertama kali menangani Barcelona, ia mewarisi tim yang berisikan pemain-pemain yang dibentuk oleh satu filosofi sama di akademi La Masia seperti halnya Lionel Messi, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Gerard Pique, atau Sergio Busquets.

Hal sama juga terjadi di Liga Jerman.

Guardiola mendapatkan tim yang membuat Munich bangkit mematahkan kejayaan Borussia Dortmund di bawah Juergen Klopp. Bahkan, delapan dari 11 pemain yang turun di final Liga Champions 2013 melawan Dortmund hingga saat ini masih berada di kesebelasan tersebut.

Guardiola memang kemudian datang dan merombak gaya permainan kedua klub tersebut. Namun fondasi tim telah dibentuk oleh manajer sebelumnya.

Hal inilah yang tidak akan ia temukan di Manchester.

Skuat The Citizen yang ia peroleh dari Manuel Pellegrini adalah skuat yang telah menua dan lemah, terutama di sektor tengah dan belakang.

Vincent Kompany yang menjadi kapten sekaligus bek tengah andalan dalam beberapa tahun terakhir, kini tak bisa lagi diandalkan untuk sepanjang musim mengingat usianya yang telah mencapai 30 tahun dan sering didera cedera.

Uang £32 juta yang digelontorkan untuk menggaet bek tengah Nicolas Otamendi pada bursa musim panas 2015, dan £42 juta untuk Eliaquim Mangala di bursa 2014, pun tak kunjung membuahkan hasil berupa pasangan palang pertahanan yang padu.

Hal sama terjadi di lini tengah. Yaya Toure yang disebut-sebut sebagai jantung tim dalam beberapa tahun terakhir, telah kehilangan kecepatannya dan terlalu sering dilewati gelandang lawan yang menerobos ke area pertahanan City.

Guardiola harus segera menemukan jenderal yang akan menggantikan pemain tim nasional Pantai Gading tersebut.

Di sesi pramusim, Fernandinho menjadi salah satu pemain yang paling cepat memahami keinginan Guardiola dalam soal taktik.

Namun Fernandinho belum pernah berpasangan sama sekali dengan Ilkay Guendogan yang kini masih menepi karena cedera, sehingga Guardiola pun belum bisa dikatakan menemukan racikan yang tepat untuk lini tengahnya.

Harapan terbesar Guardiola adalah pada lini depan. Sergio Aguero, David Silva, Kevin De Bruyne yang mulai padu pada musim lalu akan terbantu oleh kehadiran pemain sayap baru, Nolito, yang terkenal dengan kecepatan dan kemampuan mengobrak-abrik lini pertahanan lawan.

Masalah-masalah ini diakui sendiri oleh Guardiola. Ia secara terbuka mengatakan bahwa perjalanannya di Manchester City akan sangat berat.

Namun jika bisa dilewati dengan baik, persoalan-persoalan itu justru akan menjadi kawah candradimuka yang semakin menegaskan statusnya sebagai pelatih terbaik di dunia.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER