Jakarta, CNN Indonesia -- Angka kriminalitas di Brasil benar-benar mengkhawatirkan. Bukan hanya warga biasa yang jadi korban, melainkan juga atlet peserta Olimpiade. Ryan Lochte, peraih emas dari nomor renang, beserta tiga rekannya jadi korban keganasan perampok di Rio de Janeiro.
Lochte yang meraih emas di nomor 4x200 meter gaya bebas mendapatkan pengalaman mencekam saat ia tengah berjalan bersama tiga rekannya. Perenang berusia 32 tahun yang sudah meraih enam emas, tiga perak, dan tiga perunggu dalam kariernya ini dirampok oleh gerombolan bersenjata api.
Lochte dan rekan-rekannya sedang berada di taksi menuju perkampungan atlet pada hari Minggu saat polisi memberhentikan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ditarik keluar. Gerombolan itu datang dengan lencana polisi, namun tanpa perlengkapan lainnya."
"Mereka mengambil senjata mereka dan berkata pada rekan saya untuk merunduk ke lantai. Saya menolak karena saya merasa tak ada yang salah jadi saya tak merunduk ke lantai," ujar Lochte kepada
NBC.
Lantaran melawan, para perampok yang menyamar jadi polisi itu semakin beringas.
"Orang tersebut siap menarik pelatuk, menodongkan senjata di dahi saya dan berkata pada saya untuk merunduk."
"Saya mengangkat tangan saya. Mereka mengambil uang dan dompet saya, namun meninggalkan telepon seluler," tutur Lochte.
Meski sudah berusia 32 tahun, Lochte yakin bahwa ia masih punya kesempatan untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya kini bersiap untuk secepatnya pulang ke rumah dan memulai rencana untuk menyusun masa depan dengan target kembali mewakili Amerika Serikat di Olimpiade Tokyo 2020," ucap Lochte dalam akun twitternya.
(ptr)