Jakarta, CNN Indonesia -- Kabid Binpres PBSI Rexy Mainaky menilai Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan terlalu ingin tampil perfeksionis sehingga hal itu justru menghambat performa terbaik yang bisa mereka tampilkan.
Ahsan/Hendra harus mengakhiri perjalanan mereka di Olimpiade setelah menelan dua kekalahan dari Kenichi Hayakawa/Hiroyuki Endo dan Chai Biao/Hong Wei di babak penyisihan.
Bagi Ahsan/Hendra, kekalahan ini tentu amat mengecewakan karena mereka sejatinya memasang target meraih medali emas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ahsan/Hendra terlalu banyak perhitungan, ingin seperti ini dan seperti itu."
"Seharusnya mereka berpikir bahwa mereka harus bermain apa adanya. Dengan terlalu banyak perhitungan, mereka malah bermain dalam tekanan," kata Rexy dalam rilis yang dikirim PBSI.
Rexy pun melihat Ahsan/Hendra sama sekali tak bermain di level permainan terbaik seperti yang biasa mereka tunjukkan.
"Performa terbaik Ahsan/Hendra tak bisa keluar. Berbicara beban, semua pemain yang tampil di Olimpiade ini tentunya sama-sama punya beban."
"Pola pikir menghadapi pertandingan harus diubah. Cukup bermain nothing to lose namun tetap menunjukkan tekad di lapangan," tutur Rexy.
Semangat Linda KurangSementara itu terkait kegagalan Linda Wenifanetri, Rexy menyebut hal itu terjadi karena Linda kurang menampilkan semangat seperti yang seharusnya dimiliki oleh atlet Indonesia di ajang Olimpiade.
Linda terhenti di babak penyisihan setelah kalah 11-21, 12-21 dari Vu Thi Trang (Vietnam) dan takluk 12-21, 12-21 dari Nozomi Okuhara (Jepang).
"Sebetulnya Linda sudah mengalami banyak kemajuan dari cara bermain di lapangan, namun ia tak memperlihatkan semangat seorang olimpian."
"Linda tak memperlihatkan tekad bahwa ia bertanding di ajang yang sudah dinantikan selama empat tahun," tutur Rexy.
(ptr)