Jakarta, CNN Indonesia -- Sektor ganda putri Indonesia terpaksa kehilangan wakilnya di babak perempat final Olimpiade Rio de Janeiro 2016 setelah pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dikalahkan ganda China Yu Yang/Tang Yuanting dengan skor 11-21 14-21.
Tak seperti penampilan di babak penyisihan grup, Greysia/Nitya yang merupakan unggulan ketiga justru tampil antiklimaks di babak perempat final. Mereka juga tak tampil secemerlang dua kemenangan terakhir yang direbut dari Yu/Tang di Australia dan India Open Super Series 2016 lalu.
“Greysia/Nitya punya ekspektasi tinggi untuk menang. Dua kemenangan terakhir dari Yu/Tang bisa juga membuat mereka ada beban,” kata Pelatih Ganda Putri PBSI Eng Hian seperti dikutip dari
situs resmi organisasi bulutangkis Indonesia tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kali servis Greysia/Nitya dinyatakan fault oleh hakim servis, hal ini membuat pasangan peraih medali emas di Asian Games Incheon 2014 ini agak sedikit ragu-ragu. Bola-bola pengembalian yang tanggung seringkali dilahap oleh Yu/Tang yang sudah siap di depan net. Tekanan demi tekanan inilah yang tak mampu dibendung Greysia/Nitya yang di awal game pertama sempat memimpin 7-3.
Setelah Yu/Tang mampu menyamakan kedudukan menjadi 7-7, Greysia/Nitya seolah kehilangan fokus dan banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Pertahanan Greysia/Nitya pun tak sekokoh biasanya, kali ini Yu/Tang begitu mudah meraih poin dengan membobol pertahanan Greysia/Nitya.
“Pasangan Tiongkok tidak ada perubahan atau perkembangan dari pertemuan sebelumnya. Sebetulnya di poin sampai 5-1, pola main Greysia/Nitya sudah benar, setelah itu lawan mempercepat permainan, dari situlah Greysia/Nitya mulai tidak tenang, terutama di bola pengembalian kedua dan ketiga agak ‘mentah’, membuat posisi Greysia/Nitya terserang terus,” kata Eng.
Sementara itu Nitya mengatakan permainan lawan berubah dan bisa mendikte pola main dirinya dan Greysia. Walaupun begitu, diakui Nitya, dalam pertandingan dua gim itu ia dan Greysia justru lebih banyak diserang Yu/Tang.
“Secara keseluruhan permainan, kami banyak diserang. Walau di awal sempat unggul, tetapi lawan ubah permainan, kami jadi terbawa pola main mereka. Jadinya kami yang tidak bisa mengontrol diri. Bukannya emosi, tetapi tidak bisa mengontrol diri, jadi mainnya buru-buru,” kata Nitya setelah pertandingan.
(kid)