Jakarta, CNN Indonesia -- Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari akan menghadapi duel berat di babak perempat final ganda putri Olimpiade Rio de Janeiro 2016 saat mereka berhadapan lawan Tang Yuanting/Yu Yang.
Kekalahan Tang Yuanting/Yu Yang dari Chang Ye Na/Lee So Hee di babak penyisihan telah menempatkan ganda China tersebut bertemu Greysia/Nitya yang sukses melewati babak penyisihan grup dengan sangat baik.
Meski dari segi peringkat, Tang/Yu lebih baik dibandingkan Greysia/Nitya, namun ada sejumlah alasan mengapa Greysia/Nitya memiliki peluang besar untuk memenangkan laga ini. Berikut diantaranya:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kematangan Rata Greysia/NityaGreysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari berada dalam level kematangan yang sama. Greysia dan Nitya bahu-membahu menapak naik ke papan atas dunia. Setelah tiga tahun berpasangan, mereka kini bisa jadi salah satu ganda elite dunia.
Berbeda halnya dengan Tang/Yu. Tang Yuanting adalah pemain junior sedangkan Yu Yang sudah penuh prestasi saat mereka mulai diduetkan.
Greysia dan Nitya memiliki jam terbang serupa dan tahu bagaimana caranya mengatasi tekanan. Tang Yuanting masih sering menunjukkan kegugupannya sebagai pemain muda dalam situasi terdesak. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh Greysia/Nitya.
2. Motivasi Besar untuk Harumkan Nomor Ganda Putri IndonesiaGreysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari datang ke Rio de Janeiro dengan target untuk meraih medali, bukan hanya untuk mereka melainkan untuk nama ganda putri secara keseluruhan.
Sejauh ini nomor ganda putri masih dianggap sebagai nomor lemah di antara barisan pebulutangkis Indonesia. Belum ada atlet ganda putri yang berhasil menyumbang medali bagi Indonesia di ajang Olimpiade.
Tekad untuk membawa harum dan mengangkat pamor ganda putri di Indonesia bakal jadi salah satu alasan Greysia/Nitya untuk tampil habis-habisan di lapangan.
3. Beban Besar Tang Yuanting/Yu YangSejak Ge Fei/Gu Jun jadi juara Olimpiade 1996 di Atlanta, barisan ganda putri China selalu jadi penguasa nomor ganda putri. Mereka bahkan tak jarang berhasil menciptakan final sesama China di Olimpiade.
Namun untuk kali ini, Tang/Yu sudah harus berjuang sendiri dari babak perempat final lantaran Luo Ying/Luo Yu sudah kalah di babak penyisihan.
Proses seleksi pemain menuju Olimpiade yang masih belum jelas hingga detik-detik akhir juga menggambarkan masih belum yakinnya China atas pilihan ganda yang ada di Olimpiade. Beda halnya dengan empat tahun lalu ketika China memiliki formasi yang menakutkan di ganda putri lewat nama Wang Xiaoli/Yu Yang dan Zhao Yunlei/Tian Qing.
4. Rotasi Greysia/Nitya Lebih BagusSecara umum, dalam duet Tang Yuanting/Yu Yang, Tang berperan sebagai eksekutor smash di belakang dan Yu Yang bertugas mengatur ritme di depan net.
Namun ketika formasi Tang/Yu mulai berubah dan Tang terpaksa maju ke depan, ganda China akan mulai kesulitan. Yu Yang sendiri dengan usianya yang sudah 30 tahun sudah jauh melewati kecepatan fantastisnya di depan net yang dulu sangat ditakuti. Yu Yang pun bakal kesulitan ketika dipaksa untuk terus mundur ke belakang.
Sebaliknya, meskipun dalam formasi Greysia/Nitya, Greysia lebih sering berperan di depan dan Nitya di belakang, namun duet ini juga tak panik ketika formasi mereka bertukar di lapangan. Greysia tetap punya kemampuan memukul bola dari baseline, begitu juga dengan Nitya yang tak gugup di depan net.
(ptr)