Jakarta, CNN Indonesia -- Pebalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, mengatakan bahwa hingga saat ini ia belum benar-benar memahami batas maksimal ban tipe basah Michellin sehingga ia kerap kesulitan membalap di bawah guyuran hujan.
Dari tiga balapan yang berlangsung saat hujan, Lorenzo memang belum pernah berperforma baik. Di Assen, Belanda, ia finis di posisi 10, sementara ketika di Jerman ia melorot ke posisi 15.
Sementara pada balapan GP Cepko pekan lalu yang juga digelar setelah hujan turun, Lorenzo benar-benar tak berdaya finis di posisi 17.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pebalap Spanyol itu mengatakan bahwa dirinya belum memahami benar batasan bisa memicu motornya ketika menggunakan ban basah.
"Ban depan ini terlihat sangat lunak, tapi sebenarnya tidak cepat aus," kata Lorenzo seperti dikutip dari
Crash.
"Sementara ban Bridgestone lebih keras tapi lebih cepat aus, sangat lebih cepat. Jadi, karena konstruksi dan kelunakan ban ini, Anda selalu memiliki perasaan bahwa bannya sangat lunak dan berada pada batasnya."
"Jadi Anda harus terbiasa dengan batasnya, untuk percaya bahwa Anda tidak akan kecelakaan dan tidak perlu mengerem terlalu dalam untuk memperlambat laju kendaraannya."
Lorenzo kemudian mengungkapkan bahwa salah satu solusinya adalah pengaturan motornya, terutama untuk mengurangi berat motor di bagian depan.
Wilco Zeelenberg, manajer tim Lorenzo, juga mengatakan bahwa Lorenzo masih mengalami kesulitan memahami karakteristik ban basah Michelin, terutama bagian depan.
"Itu telah menjadi masalah ketika balapan di Assen, dan terus menjadi masalah di sini. Ban depan Bridgestone gampang aus, sehinga dulu ia lebih mampu merasakannya dan bisa menemukan batasnya," kata Zeelenberg.
"Memang ada banyak pergerakan, tapi bannya tidak habis, sehingga bannya masih sangat mencengkram trek. Ia masih mencari-cari cara memahami hal ini, tapi tak begitu bagus hasilnya ketika menggunakan Michelin."
"Ini sangat sukar dijelaskan, bahkan untuk Lorenzo sekalipun."
(vws)