Jakarta, CNN Indonesia -- Para pemain Timnas Indonesia benar-benar dipaksa menguras tenaga meladeni permainan Vietnam, pada uji coba di Stadion Maguwoharjo, Minggu (9/10). Hasil imbang 2-2 pun dirasa cukup adil oleh pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl.
Hasil imbang harus ditebus dengan harga yang cukup mahal. Sejumlah pemain seperti Benny Wahyudi, Rudolof Yanto Basna, dan Andik Vermansah sempat mengalami keram otot di lapangan. Keram otot terparah dialami bek kanan Garuda, Benny.
Dokter timnas Syarief Alwi menyoroti penyebab keram para pemain skuat asuhan Riedl. Menurutnya, faktor utamanya karena level permainan Indonesia yang jauh berbeda dibandingkan Vietnam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemain Timnas seperti Benny atau Yanto Basna mengalami keram karena memang para pemain kaget menghadapi permainan Vietnam yang sangat cepat," ungkap Alwi.
Alwi mencermati, ada perbedaan yang cukup jauh antara level permainan Timnas, terutama saat menghadapi Vietnam dibandingkan performa mereka di klub-klub kompetisi lokal.
Alwi membenarkan level kecepatan permainan di kompetisi Indonesian Soccer Championship (ISC) A masih di bawah level permainan Timnas ketika menghadapi Vietnam.
"Kalau diumpamakan level di kompetisi lokal baru 80 persen, permainan di Timnas pun pasti sama. Sedangkan permainan Vietnam sudah 100 persen performanya," ungkap Alwi.
"Wajar Vietnam sudah 100 persen karena mereka sudah lebih lama berkumpul. Sementara Indonesia masih kumpul baru beberapa hari jelang uji coba saja."
Menurutnya, masalah level permainan ini yang masih menjadi pekerjaan rumah tim pelatih Timnas. Cara untuk meningkatkannya adalah dengan menjalani pemusatan latihan yang lebih lama untuk meningkatkan kondisi stamina para pemain.
"Tidak mungkin kebugaran bisa ditingkatkan dalam waktu sehari atau dua hari. Kondisi fisik pemain saat ini, ya kondisi mereka di klub," terang Alwi.
(har)