Timnas Indonesia Belum Sekuat Vietnam

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Selasa, 11 Okt 2016 06:01 WIB
Hasil imbang 2-2 yang diraih timnas Indonesia atas Vietnam menambah panjang catatan pelatih Alfred Riedl yang tak pernah menang lawan mantan timnya itu.
Kualitas timnas Indonesia masih belum sekuat Vietnam. (FOTO/Dok. PSSI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Timnas Indonesia kembali hanya meraih hasil 'bersahabat' 2-2 pada laga persahabatan menghadapi Vietnam di Stadion Maguwoharjo, Minggu (9/10). Hasil ini pun menambah panjang catatan pelatih timnas Alfred Riedl yang tak pernah menang lawan mantan timnya itu.

Pada Piala AFF 2014 lalu, Indonesia juga bermain imbang 2-2 dari Vietnam.

Secara perolehan gol, hasilnya memang imbang. Namun, jika menilik lebih lanjut, permainan timnas tidak lebih baik dari skuat arahan Nguyen Huu Thang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, permainan Vietnam masih lebih kuat. Ada sejumlah catatan kualitas permainan Indonesia masih di bawah level Vietnam.

Pertama, bisa dilihat dari proses gol yang dihasilkan kedua tim. Main di kandang sendiri Indonesia dipaksa mengejar ketinggalan dua gol.

Laga baru berjalan empat menit, Indonesia sudah kebobolan oleh gol Le Van Than, striker Vietnam. Tampil di hadapan sekitar 27 ribu pendukung sendiri, Indonesia malah tak memberikan tekanan berarti kepada Vietnam di awal-awal laga.

Boaz Solossa dan kawan-kawan lebih banyak mengamankan bola di lini bertahan sendiri dengan membiarkan para gelandang Vietnam leluasa menguasai lini tengah mereka. Alhasil, Vietnam bisa merangsek lebih dekat ke area berbahaya Indonesia.

Van Thang pun tanpa mendapatkan penjagaan ketat dan antisipasi lini belakang timnas, mampu melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Padahal, tendangan yang meluncur ke pojok kiri atas kiper timnas tak begitu deras, hanya bola placing.

Namun, kiper Persija Jakarta itu tak mampu menjangkau bola tendangan pemain bernomor punggung 19 tersebut.

Kurang dari 15 menit, Indonesia kembali kebobolan. Pemain Vietnam Trong Hoang masuk dari sisi kiri pertahanan Indonesia dan melepaskan umpan silang. Bola langsung disambar tendangan voli rekannya, Vu Minh Tuan, dan kembali bersarang ke gawang Andritany pada menit ke-12.

Indonesia mulai menunjukkan permainan menekan lepas menit ke-15 untuk mengejar ketinggalan.

Indonesia baru menyamakan kedudukan melalui Zulham Zamrun pada menit ke-27 dan Irfan Bachdim menit ke-28.

Namun, gol bukan berasal dari skema apik serangan timnas. Sebut saja gol pertama Indonesia, lahir dari kualitas individu Zulham. Ia mencetak gol indah dari tendangan bebas sekitar 30 meter di depan gawang.

Satu gol lagi juga terjadi karena kesalahan antisipasi bek Vietnam terhadap pergerakan para penyerang Indonesia. Irfan dikira berdiri pada posisi offside setelah menyambar bola tendangan Zulham yang tak tepat sasaran ke sisi kiri gawang Vietnam.

Riedl pun membenarkan para pemainnya lengah di awal-awal babak karena tak langsung memberikan pressing ketat ke pertahanan Vietnam. Para pemainnya disebut terlambat panas.

Di lini tengah, duet Dedi Kusnandar dan Evan Dimas pun tak mampu mengimbangi permainan cepat umpan bola-bola pendek dan kombinasi serangan sayap Vietnam. Bisa dibilang, Indonesia kalah dalam pertarungan di lini tengah.

Turunnya Bayu Pradana menggantikan Dedi di babak kedua sedikit lebih baik dalam mengimbangi permainan cepat Vietnam. Bayu yang berpostur besar pun kerap memenangi duel perebutan bola dari para pemain Vietnam.

Padahal, Vietnam tampil bukan dengan 100 persen kekuatannya. Mereka belum menurunkan dua gelandang terbaiknya pada laga itu!

Dua gelandang Vietnam Ngo Hoang Tinh dan Vu Minh Hai saat menghadapi Indonesia, bukan pilihan utama Huu Thang, sang juru taktik Vietnam.

Masih ada dua gelandang tumpuan utama Vietnam lainnya, Luong Xuan Truong dan Ngyuen Tuan Anh. Keduanya tak bisa diboyong Huu Thang lantaran harus kembali ke klub mereka.

Xuan Truong kini merumput bersama klub K-League Korea Selatan Incheon United dan Tuan Anh membela Yokohama FC klub J League Jepang. Dua pemain ini yang berperan besar menghancurkan Korea Utara 5-2 pada laga uji coba Kamis (6/10) atau tiga hari sebelum menjajal Indonesia.

Dua pemain ini merupakan jebolan timnas Piala AFF 2013-2014 silam yang pernah dihadapi Evan Dimas dan kawan-kawan.

Di lini bertahan, kuartet bek Indonesia yang dijaga oleh Fachrudin Aryanto dan Yanto Basna di sektor tengah, serta bek sayap Abdul Rahman dan Benny Wahyudi juga belum cukup solid. Kerap terjadi salah koordinasi dalam merapatkan pertahanan para pemain.

Sejauh ini sudah dua kali gawang timnas kebobolan dalam dua uji coba atau rata-rata satu gol setiap laga.

Sisi positifnya, lini depan timnas mulai cukup tajam. Keberadaan Irfan dipasangkan dengan Boaz tampak memberikan pengaruh besar.

Pemain Consadole Sapporo Jepang itu kerap memberikan teror bagi lini pertahanan lawan. Irfan pun mencetak dua dari lima gol untuk Indonesia dalam dua kali uji coba.

Catatan menarik lainnya soal Irfan adalah kepercayaan Riedl memberikan ruang kreasi bagi pemain berdarah campuran Indonesia dan Belanda itu. Meski ditempatkan sebagai ujung tombak bersama Boaz (skema 4-4-2), Irfan sangat rajin bergerak di setiap area lini pertahanan lawan.

Peran bebas ini pula yang membuat lini bertahan lawan kalang-kabut karena berkat aksinya itu bisa membuka celah di lini belakang lawan. Pada laga lawan Vietnam pun Indonesia cenderung memakai skema 4-4-1-1 dengan posisi Irfan di belakang Boaz.

Pekerjaannya bagi Riedl adalah dengan memaksimalkan lagi ketajaman di sektor sayap untuk memberikan variasi serangan yang lebih ciamik. Di sektor itu ada Zulham dan Andik Vermansah. Dua pemain ini kerap bertukar posisi dari kiri ke kanan atau sebaliknya. (jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER