Jakarta, CNN Indonesia -- Eddy Rumpoko menjadi satu dari sembilan kandidat Ketua Umum PSSi periode 2016-2020. Visinya ke depan adalah memeratakan kompetisi berjenjang hingga ke pelosok daerah agar tidak cuma terpusat di level liga profesional semata.
Eddy yang kini menjabat Walikota Batu, Jawa Timur, merasakan sendiri wilayahnya nyaris tak 'terjamah' PSSI soal pembinaan dan edukasi sepak bola.
"Selama ini PSSI lebih banyak mengurusi ISL (Liga Super Indonesia), itupun banyak polemiknya. Saya merasakan sendiri di Batu, tidak ada kompetisi berjenjang yang dikerjakan PSSI," kata Eddy ketika dihubungi
CNNIndonesia.com, pertengahan Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya, salah satu misi saya adalah memeratakan pembinaan sepak bola hingga ke pelosok. Semua daerah menggelar kompetisi berjenjang dengan serentak dengan kurikulum yang terarah."
Kompetisi di level usia dini, lanjut Eddy, sudah semestinya dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan. Meski bukan perkara mudah, namun ia rela mengeluarkan energi besar soal pembinaan di level usia dini.
"Selama ini hanya terfokus di kota-kota besar dan provinsi saja, padahal di daerah juga punya banyak potensi. Contohnya, pemain-pemain timnas U-19 yang dilatih Indra Sjafri," ujar pria 56 tahun tersebut.
Berkaca pada AremaEddy pernah menjadi salah satu sosok yang ikut mendorong kebangkitan Arema Indonesia. Tak heran jika kesuksesan klub Arema saat ini turut mendorongnya untuk berkecimpung di PSSI.
Pria kelahiran Manado tersebut ingin menjadikan Arema sebagai kiblat dalam pengelolaan klub profesional. Meski masih belum sempurna, setidaknya manajemen dan pengelolaan klub berjuluk Singo Edan tersebut berjalan sinergis.
"Dari sisi manajemen, Arema (Cronus) saat ini sudah cukup bagus. Yang pasti jarang terdengar penunggakan gaji seperti klub lain. Sementara suporter secara sadar membeli tiket sebagai bentuk dukungannya," ucap Eddy.
Eddy tak memungkiri bahwa Arema juga memiliki masalah dualisme klub. Namun, ia menilai kasus tersebut harus menjadi batu loncatan bagi pengurus klub untuk berjalan dalam regulasi yang bersih.
"Yang pasti Arema bisa menjadi contoh pengelolaan klub yang baik dan didukung suporter besar. Sangat potensial untuk dikelola profesional dan mendatangkan kesejahteraan kepada pemain itu sendiri," ujarnya.
Dalam lima tahun terakhir, Arema selalu menempati papan atas di level kompetisi tertinggi Indonesia. Selain prestasi, dukungan penuh suporter (Aremania) juga ikut menjadi daya tarik bagi investor.
Voter CerdasEddy mengaku ingin membawa perubahahan di tubuh PSSI yang selama ini hanya dihuni orang-orang lama. Ia berharap banyak wajah baru yang ikut memberikan warna di dalam kepengurusan federasi sepak bola Indonesia itu.
"Kuncinya ada di voter atau para pemilih suara. Sudah saatnya mereka menentukan pilihan berdasarkan kualitas dan kepentingan yang lebih besar, tidak lagi berdasarkan ego masing-masing," ujarnya.
"Satu hal yang perlu diingat, masyarakat sangat menantikan perubahan besar di sepak bola. Jangan dikhianati karena ada upaya untuk mempertahankan kepentingan kelompok."
Eddy yakin, bahwa banyak anak-anak bangsa yang punya hasrat lebih besar untuk membangun sepak bola dibandingkan dengan pengurus PSSI sebelumnya. Namun, menurutnya perubahan PSSI juga akan sangat bergantung kepada pemilik suara Kongres PSSI.
(vws)