Jakarta, CNN Indonesia -- Sempat tak beredar di dunia sepak bola nasional, Djohar Arifin Husin kembali mencuat. Djohar masuk dalam bursa pencalonan Ketua Umum PSSI di antara delapan kandidat lainnya.
Namanya tentu tidak asing lagi di dunia sepak bola nasional. Ia pernah menjabat sebagai Ketum PSSI pada periode 2011-2014.
Kini ia kembali dicalonkan oleh sejumlah anggota PSSI untuk kembali naik di kursi PSSI 1. Sebelumnya, Djohar sempat mengklaim sejumlah pemilik suara seperti dari klub Medan, NTT, dan Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com ketika dirinya didaftarkan sebagai calon, Djohar mengaku tergugah untuk kembali maju karena sejumlah pemilik suara yang masih percaya padanya.
Misi yang kini diusung oleh pria 66 tahun itu adalah meneruskan fondasi di PSSI yang menurutnya belum tuntas.
Pria kelahiran Medan itu pun pernah mengibaratkan PSSI masih tahap membangun fondasi, seperti halnya sebuah rumah.
Djohar mengakui, saat ia memimpin pada 2011 lalu, fokus PSSI terlalu banyak tersedot pada masalah konflik. Pada masanya memang terjadi dualisme kepengurusan PSSI antara kubunya dan La Nyalla Mattalitti yang selanjutnya menjadi pengganti Djohar.
Kala itu konsentrasi Djohar lebih banyak pada konsolidasi kepengurusan sehingga tercapai rekonsiliasi pada 2013.
Meski demikian, Djohar menampik semua program penting lainnya tak berjalan. Ia menyebut istilah 'masih ada bunga-bunga yang bisa dikembangkan'.
"PSSI memang seharusnya berada di jalur yang benar. Fokus pada program-program di sepak bola, termasuk pula dalam aspek profesional dan pembinaan usia muda yang menjadi satu kesatuan," ungkap Djohar.
Menurutnya, PSSI sudah saatnya mengesampingkan kepentingan segelintir kelompok, kepentingan politik dan bisnis. Menurutnya, karena faktor itulah permasalahan di PSSI seolah tak pernah selesai.
"Saya tidak berambisi jadi Ketua Umum PSSI (lagi), tapi saya berharap PSSI berada di jalur yang seharusnya, di jalur yang kita inginkan bersama," tegas Djohar.
Bicara soal program pembinaan sepak bola, salah satu yang menjadi perhatiannya adalah memaksimalkan pengembangan sumber daya pelatih di sepak bola nasional.
"Banyak sekali pemain-pemain kita yang salah berlatih karena kurangnya pelatih yang berkualitas dan bersertifikat FIFA," tutur Djohar.
Djohar pun mengklaim peningkatan kursus kepelatihan AFC sudah dimulai di eranya dan harus terus dilakukan dengan skala lebih luas lagi.
(ptr)