Jakarta, CNN Indonesia -- Pep Guardiola menahan para pemain Manchester City di ruang ganti selama satu jam setelah kesebelasannya itu bermain imbang 1-1 melawan Southampton, Minggu (23/10). Hasil imbang tersebut membuat Guardiola belum lagi mencicipi kemenangan dalam lima laga terakhir, meski kini masih menduduki puncak klasemen Liga Primer Inggris.
Manajer asal Spanyol itu bersikukuh bahwa ia tidak meluapkan kemarahannya pada skuat yang pernah merebut 10 kemenangan beruntun di semua kompetisi dalam musim pertamanya melatih di Inggris.
Namun Guardiola jelas-jelas terlihat frustrasi dengan City yang kehilangan performa mereka. Di tiga pertandingan terakhir di Liga Primer Inggris, City ditekuk Tottenham Hotspur, ditahan imbang Everton dan juga Southampton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anggur merahnya terasa enak dan saya sedikit menghabiskan waktu dengan gelas-gelas saya," kata Guardiola bergurau soal alasan ia mengurung pemain di ruang ganti.
"Tapi kami menghadapinya bersama dan berbicara, tanpa ada satupun yang spesial -- hanya soal situasi kami sekarang, dan kami harus berusaha bangkit dari situasi ini."
Melawan
The Saints, City tertinggal 0-1 terlebih dahulu sebelum pemain pengganti Kelechi Iheanacho mengamankan satu poin untuk City dengan golnya.
"Saya seorang pemain sepak bola, saya tahu hal ini bisa terjadi," kata Guardiola setelah akhirnya ia keluar dari ruang ganti City.
"Dalam sepak bola, sejak dulu saya telah mengetahui bahwa Anda akan bisa menang 10 kali beruntun, dan kemudian Anda tidak bisa menang lima kali."
"Kami harus menerimanya, ketika hal itu terjadi, harus menerima bahwa Anda harus kembali melakukan yang Anda lakukan sebelumnya. Tapi saya bukan seorang lelaki yang mudah marah. Saya harus menemukan alasan ini terjadi."
Suasana hati Guardiola diperburuk fakta pemain timnas Inggris John Stones melakukan kesalahan besar -- seperti yang dilakukan kiper Claudio Bravo dalam kekalahan melawan Barcelona di iga Champions-- yang berbuah pada gol satu-satunya Southampton.
Guardiola menampik untuk menimpakan kesalahan pada Stones.
"Saat ini, di momen ini, kami tak berada pada ritme kami sebelumnya. Tapi perbedaan antara babak pertama dan kedua sangat terlihat jelas."
"Tidak menang di lima pertandingan adalah karena sesuatu telah terjadi, tapi kami harus memulainya lagi seperti sebelumnya untuk terus naik dan naik."
(bac)