Jakarta, CNN Indonesia -- Antonio Conte mengaku begitu antusias memulai kariernya di Liga Primer Inggris bersama Chelsea. Mantan pelatih timnas Italia itu merasakan Chelsea menjadi tantangan sebenarnya bersaing dengan sederet pelatih hebat lainnya di kompetisi tersebut.
Conte harus berjuang keras menangani The Blues bersaing di papan atas dengan filosofi bermainnya. Memimpin Eden Hazard dan kawan-kawan selama sembilan kali, mantan pelatih Juventus itu tak lantas mendapat hasil yang mulus.
Dua kali kalah, sekali imbang, dan enam kali menang, menjadi catatan baginya bersama klub milik Roman Abramovich musim ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di balik antsusiasme dan hasratnya menukangi Chelsea, Conte tak memungkiri ada satu penyesalannya hengkang dari timnas Italia ke Stamford Bridge.
“Jika saya tak menandatangani kontrak bersama Chelsea, saya tidak akan meninggalkan para pemain saya (di timnas Italia), itu merupakan momen ketika saya menyesali keputusan saya,” ucap Conte kepada
Sky Italia.
Ia selalu mengingat kesan istimewanya melatih Gli Azzurri setelah dibilang cukup sukses mengangkat Juventus kembali meraih kejayaannya.
“Menjadi pelatih timnas merupakan bentuk penghormatan setelah Juventus. Dalam 50 hari kami selalu bersama pemain timnas (sebelum dan selama Piala Eropa), kami membangun suatu yang unik dan luar biasa, sebuah keluarga,” ucap Conte.
“Ketika kami kalah dari Jerman, semuanya menangis karena kami tahu saat itu kami tak kuat memandang satu sama lain.”
Menurutnya, banyak energi dan emosi yang dihabiskan bersama timnas Italia saat Piala Eropa 2016. Juventus saat itu gagal lolos ke perempat final.
“Kemudian, saya langsung menceburkan diri ke dalam pengalaman yang jauh berbeda. Sebuah klub besar, pemain baru dan rutinitas yang berbeda,” terang Conte.
(bac)