Jakarta, CNN Indonesia -- Gelandang Sriwijaya FC, Ichsan Kurniawan tengah mejalani proses penyembuhan atas cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang dideranya. Cedera itu juga membuatnya batal membela timnas di dua laga uji coba jelang Piala AFF 2016 yang dimulai 19 November mendatang.
CNNIndonesia.com mendatangi Rumah Sakit Royal Progress di kawasan Sunter, Jakarta Utara untuk mengikuti rangkaian fisioterapi atas cederanya tersebut.
Dijelaskan Ichsan, cedera dialaimya ketika ia membela Sriwijaya yang berhadapan dengan Bhayangkara FC di lanjutan kompetisi Indonesian Soccer Championship (ISC) A 2016, 2 Oktober lalu. Lutut kirinya ditabrak dari samping oleh pemain Bhayangkara yang membuat otot ACL-nya putus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat bingung dengan diagnosa empat dokter yang didatanginya, ia pun memutuskan datang ke Dr. Bobby Nelwan atas rekomendasi beberapa teman. Pasalnya, selain Ichsan, beberapa seniornya seperti Boaz Solossa, Imanuel Wanggai, Ricardo Salampessy dan Ferry Rotinsulu juga sudah sembuh dari cedera yang sama setelah berobat di Dr, Bobby.
"Malam setelah kejadian, Coach Pikal (Wolfgang Pikal) bertanya, tentang cedera saya. Saya bilang ini cedera di lutut. Dari pemeriksaan MRI di Rumah Sakit Siloam Palembang hasilnya ACL saya putus dan harus operasi," kata Ichsan.
Cedera itu pun membuat pintu Timnas Indonesia tertutup bagi Ichsan. Pilihan operasi membuat Ichsan harus beristirahat selama 3-6 bulan dan tak mungkin melanjutkan proses seleksi tim nasional.
"Saat pengumuman 40 nama ke AFF, Coach Pikal masih tanya kondisi saya. Namun saya memang harus segera operasi. Coach Pikal setuju karena itu demi masa depan saya dan ia memberikan dukungan."
"Coach Alfred (Riedl) juga kecewa karena ia berharap saya bisa jadi bagian tim. Di satu sisi saya senang, karena pelatih bertanya tentang kondisi saya berkali-kali," kata Ichsan.
Fisioterapi 1,5 Jam IchsanButuh waktu 1,5 jam bagi Ichsan menjalani proses fisioterapi setiap harinya. Dalam sepekan, Ichsan selalu melakukan terapi dari Senin hingga Jumat.
Sejak mulai menjalani fisioterapi pada, 17 Oktober lalu, kini ia sudah 10 kali terapi dari 40 kali yang dijadwalkan dokter. Kemajuan pun sudah mulai diperlihatkan. Kini ia sudah tidak memakai tongkat lagi dan hanya menggunakan pelindung agar lutut kirinya lebih aman ketika berjalan.
Proses Fisioterapi dimulai dengan pemijatan pada lutut Ichsan sekitar 15 menit. Setelah itu ia belajar menggerakan kaki dan lututnya untuk mengembalikan kinerja ototnya selama 30 menit.
Bagian tersulit dari proses fisioterapi pun dilakukan ketika ia harus belajar menggerakan lututnya dengan bermain sepeda statis. Terakhir, lututnya dialiri listrik melalui alat bernama Test yang tujuannya untuk megurangi rasa sakit lalu dikompres dengan air dingin sebagai akhir dari proses terapi.
"Sudah ada perubahan dari jalannya, meski masih agak kaku tapi sudah bisa pelan-pelan jalan normal. Masih agak kaku dan sakit tapi sudah tidak seperti saat awal-awal," ungkap Ichsan.
Menyoal biaya yang harus dikeluarkan, Ichsan mengaku tak tahu pasti. Pasalnya, semua biaya selama dia menjalani proses pemulihan ini ditanggung oleh klubnya, Sriwijaya FC.
Dr. Bobby menyebut untuk operasi ACL kelas III dibutuhkan biaya Rp70-80 juta. Sedangkan per satu kali fisioterapi bisa mengocek biaya Rp385 ribu per sekali terapi atau Rp10 juta untuk paket 40 kali terapi.
Perjalanan panjang mencapai kondisi normal, tidak membuat Ichsan jadi pesimistis. Ia justru mengaku lebih termotivasi untuk tampil lebih baik di masa depan.
"Saya akan terus semangat, pasti bisa lebih baik setelah cobaan ini. Saya juga harus lebih hati-hati lagi ke depannya," katanya.
(ptr/ptr)