Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu bek legendaris AC Milan, Alessandro Costacurta, membandingkan skuat tersebut saat ini dengan saat kejayaan Milan di akhir 1990an.
Kala itu, pada musim 1998/99, Milan berhasil merebut scudetto--trofi Serie A--setelah dua musim sebelumnya dikuasai Juventus. Kala itu Milan dilatih pelatih yang baru, Alberto Zaccheroni.
"Jika anda lihat di atas kertas, rasanya utopia memikirkan Milan saat ini di Liga Champions. Bagaimana pun, saya melihat kembali pada pengalaman saya, bersama [Alberto] Zaccheroni di musim 1998/99 ketika kami ada di bursa taruhan akan finis keempat atu lima, namun memenangkan Scudetto," ujar Costacurta kepada
Gazetta dello Sport seperti dikutip dari
Four Four Two.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sukses karena kami membangun sebuah tim, kami mengerti satu sama lain sebagai sebuah tim."
Kala itu, kesuksesan Milan disokong
tridente Olivier Bierhoff, George Weah, dan Zvonimir Boban di lini depan. Zaccheroni yang memasang formasi 3-4-1-2 mematok Costacurta di poros pertahanan bersama Paolo Maldini dan Roberto Ayala.
Kemudian di lini tengah, Zaccheroni menyerahkan kesimbangan tim kepada duet Demetrio Albertini dan Massimo Ambrosini.
Adapun di bawah mistar gawang, Zaccheroni sukses dengan kiper ketiga Milan kala itu yang naik jadi penjaga gawang utama, Christian Abbiati. Sebelumnya, Zaccheroni memiliki kiper utama Sebastiano Rossi dan pelapisnya, Jens Lehmann.
"Apa yang paling penting untuk kesuksesan [seperti] ini? Montella, dia harus memberikan nilai. Dengan kebiasaannya menjaga penguasaan bola, dia telah menaikkan tingkat permainan dalam hal kepribadian," ujar Costacurta.
Costacurta, yang kini berusia 50 tahun dan sepanjang karier profesionalnya dihabiskan bersama Milan, mengatakan skuat Milan saat ini dinilainya di atas kertas masih kalah dari Juventus, Napoli, dan AS Roma.
 Dua pemain masa depan Italia di AC Milan, Gianluigi Donnaruma (kiri) dan Manuel Locatelli (kanan). (REUTERS/Alessandro Garofalo) |
Namun, lanjut Costacurta, Montella bekerja dengan benar memanfaatkan komposisi skuat saat ini.
"Resep ini bekerja, karena itu membawa sebuah keajaiban tetapi sederhana. Ini terlihat benar bagi saya, karena dia tak memiliki skuat yang berkualitas tinggi."
Namun, bek yang memenangkan tujuh scudetto dan lima trofi Liga Champions bersama Milan itu berharap Montella memperkuat komposisi skuat dengan julukan
I Rossoneri tersebut.
"Saya mengatakan bahwa kami bisa melakukan beberapa perekrutan tangguh, dan mereka juga memiliki pengalaman. Mereka butuh seorang bek sentral dan seorang regista, karena tak ada alternatif [pelapis] kecuali [Manuel] Locatelli," ujar Costacurta.
Locatelli yang baru berusia 18 tahun merupakan fenomena bintang muda baru di Milan. Pria yang memulai debut pada April lalu itu telah mendapatkan posisi inti di dalam skuat Milan. Mantan pemain primavera Milan itu melakukan debutnya pada 21 April 2016 saat mengganti Andrea Poli kala melawan Carpi.
Selain Locatelli dan Poli, Montella menyerahkan keseimbangan lini tengah kepada sang kapten, Ricardo Montolivo, Jurac Kucka, Andrea Bertolacci, dan Mario Pasalic yang mendapat tempat dalam dua laga terakhir.
Kemudian di bawah mistar gawang, Gianluigi Donnaruma pun semakin mengilap dan menembus tim utama meski baru berusia 17 tahun.
(kid)