Menanti Terang dalam Bayang Kepergian Hendra Setiawan

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Selasa, 15 Nov 2016 16:41 WIB
Hendra Setiawan memilih pergi demi regenerasi. Ia yakin para juniornya bakal lebih cepat bersinar tanpa kehadirannya di pelatnas Cipayung.
Hendra Setiawan meraih banyak sukses baik saat bersama Markis Kido maupun Mohammad Ahsan. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hendra Setiawan membuat keputusan besar. Ia tak akan lagi jadi anggota pelatnas Cipayung tahun depan. Tak seperti kepergian di tahun 2009, Hendra benar-benar tak akan kembali pulang kali ini.

Hendra pernah pergi dari pelatnas Cipayung pada tahun 2010 atas dasar setia kawan. Ketika itu Markis Kido, rekan duetnya memutuskan untuk meninggalkan pelatnas karena konflik masalah kesehatan dengan pengurus PBSI.

Hendra bisa bertahan namun ia memilih tetap bersama Kido yang bahu-membahu bersamanya memenangi emas Olimpiade 2008 di Beijing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan berani Hendra terbukti tepat. Ia sukses memenangi emas Asian Games 2010 sekaligus menjadi penyelamat wajah tim bulu tangkis pelatnas yang gagal memberikan emas.

Dua tahun berselang, Hendra menyadari waktunya dengan Kido telah habis. Kegagalan lolos ke Olimpiade 2012 adalah isyarat kuat mereka harus berpisah.

Tanpa gengsi, Hendra memilih kembali ke pelatnas Cipayung. Hendra percaya potensi untuk berprestasi masih banyak tersisa dalam dirinya.

Keputusan Hendra lagi-lagi tak salah. Hendra tak tenggelam dan justru masih jadi yang terhebat di antara pemain-pemain muda yang ada di sana.

Berpasangan dengan Mohammad Ahsan, Hendra mengecap dua titel juara dunia dan medali emas Asian Games 2014. Bila saja mereka memenangi emas Olimpiade Rio de Janeiro, karier Ahsan/Hendra benar-benar sempurna.

Namun tanpa emas Olimpiade itu pun, Ahsan/Hendra pun layak disebut sebagai salah satu duet terhebat yang pernah ada di dunia.

Dari perjalanan yang pernah ditempuh Hendra selama ini, dirinya terbukti tak pernah salah mengambil keputusan. Hal itu bukan karena Hendra beruntung, melainkan karena dia selalu serius menjalani konsekuensi di balik keputusan yang ia ambil.

Kini keputusan besar ia ambil. Hendra memilih tak lagi jadi bagian dari anggota pelatnas Cipayung meskipun ia masih layak berada di sana.

Berbeda dengan dua keputusan sebelumnya, keputusan Hendra kali ini bukan tentang kehidupan dan kariernya. Jalan yang diambil Hendra kali ini adalah tentang kekuatan ganda putra Indonesia di masa depan.

Mengacu ke satu dekade terakhir, Hendra selalu jadi andalan. Itu terlihat saat berpasangan dengan Kido maupun bersama Ahsan.

Hendra tak jengah selalu diandalkan, namun ia merasa sudah waktunya untuk memberi jalan.

"Saya senang selalu bisa jadi andalan. Namun bila saya terus yang diandalkan, maka nanti alur regenerasi akan berhenti."

"Regenerasi. Bila saya di luar pelatnas, mereka bakal lebih merasakan jadi andalan dan itu akan bagus bagi mereka untuk mencoba mengatasi tekanan," ucap Hendra tentang keputusan mundur dirinya dari pelatnas Cipayung.

Ganda putra tanpa Hendra adalah kehilangan besar. Sinar terang yang dibawa Hendra bakal meredup dalam bayang kepergian sang bintang.

Di tengah redup dan mungkin gelap yang ada di nomor ganda putra, Hendra berharap para juniornya secepatnya mampu bersinar terang prestasi sebagaimana dulu pernah ia tunjukkan.

Ketiadaan Hendra melepas ketergantungan para pemain muda yang selama ini mungkin terlindungi nama besar dirinya, dan lepas dari sorotan serta kritikan. Mereka bakal berhadapan langsung dan harus memberi jawaban.

Hasil dari keputusan itu memang tak sepenuhnya ada di tangan Hendra, melainkan di tangan para juniornya. Tetapi jika Hendra yakin kepergiannya bakal mempercepat proses regenerasi pemain muda, sepatutnya pula publik untuk percaya. (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER