Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Teerasil Dangda masih jadi hantu menakutkan di Asia Tenggara. Sejak kali pertama muncul di Piala AFF 2008 silam, penyerang 28 tahun itu terus memaksa para barisan pertahanan lawan tak bisa bernapas lega. Satu peluang atau satu celah saja bisa dimanfaatkannya untuk menghujamkan bola ke dalam gawang.
Tak terkecuali bagi tim nasional Indonesia. Striker timnas Thailand itu langsung membuktikan terornya pada barisan pertahanan skuat Alfred Riedl di laga perdana Grup A Piala AFF 2016. Teerasil mengemas hattrick ke gawang Kurnia Meiga saat menekuk Garuda 4-2.
Hattrick itu juga sekaligus menandai kembalinya Teerasil ke turnamen Asia Tenggara itu setelah sempat absen di Piala AFF 2014 karena sedang bertualang di Liga Spanyol. Teerasil kembali untuk menjadi raja gol di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemain yang kini bergabung bersama Muangthong United itu pun sudah mengemas 14 gol sepanjang pengabdian bersama timnas Thailand di Piala AFF. Ia tinggal memerlukan tiga gol lagi untuk menyamakan rekor pencetak gol tersubur milik Noh Alamshah yang mengoleksi 17 gol.
Teerasil Dangda sudah tiga kali berseragam skuat Gajah Perang di Piala AFF, yakni pada 2008, 2010 dan 2012.
Pada 2008, ia mampu membukukan empat gol. Namun, Teerasil Dangda tak mampu menciptakan satu gol pun ketika membela Thailand di Piala AFF 2010 di Jakarta
Produktivitas golnya kembali pulih setelah mengemas lima gol di Piala AFF 2012. Dangda bahkan terukir sebagai salah satu pencetak gol terbanyak di turnamen se-Asia Tenggara saat itu.
Ironisnya, di tiga edisi kompetisi Piala AFF tersebut, Thailand gagal juara!
Ya, Teerasil Dangda belum sekalipun mencecap juara bersama rekan-rekannya di Thailand sepanjang membela Gajah Perang di Piala AFF.
Pada Piala AFF 2008, Thailand kalah dari Vietnam di partai final dengan agregat gol 2-3. Kegagalan negeri Gajah Perang tersebut sekaligus memberi jalan Vietnam menjadi juara baru Piala AFF.
Berikutnya, Thailand bahkan bisa dibilang gagal total di Piala AFF 2010. Untuk kali kedua dalam sejarah Piala AFF, para penggawa Gajah Perang sudah terhenti langkahnya di fase grup, ditambah tak ada satu pun gol yang mampu dicetak Teerasil Dangda.
Teerasil Dangda bersama skuatnya mencoba bangkit di Piala AFF 2012.
Lagi-lagi, Thailand tetap gagal juara kendati Dangda mencatatkan diri sebagai penyerang tersubur. Teerasil mengalami kekalahan pahit di final dengan aggregate 2-3 dari Singapura.
Kegagalan Thailand itu membuat Singapura menorehkan rekor baru sebagai peraih juara terbanyak, meraih empat trofi AFF mengalahkan Negeri Siam kala itu.
Dua tahun kemudian, Teerasil Dangda absen di Piala AFF karena tak mendapatkan izin dari klub asal Spanyol Almeria. Namun, Thailand justru merengkuh trofi pada Piala AFF 2014 setelah mengalahkan Malaysia dengan agregat 4-3.
Itu merupakan gelar juara Piala AFF pertama bagi Thailand sejak 2004. Kesuksesan tersebut pun membuat Thailand berhasil menyamakan rekor koleksi empat trofi Piala AFF milik Singapura.
Kenyataan getir itu pun seakan menjadi kutukan tersendiri bagi Teerasil Dangda bersama timnas Thailand di Piala AFF. Salah satu pemain tersubur pasukan Gajah Perang justru belum sekali pun merengkuh trofi paling bergengsi di seantero Asia Tenggara itu.
Salah satu pemain tersubur pasukan Gajah Perang justru belum sekali pun merengkuh trofi paling bergengsi di seantero Asia Tenggara itu. |
Kutukan Spesialis Runner-UpKutukan Piala AFF yang tak mengenakkan juga pernah dialami timnas Indonesia. Publik sepak bola Indonesia tahu betul, reputasi spesialis finalis masih saja melekat di skuat Garuda.
Tengok saja catatan perjalanan empat final yang mampu dijejakkan Indonesia, di situ pula kegagalan Garuda menyabet trofi Piala AFF.
Merah Putih pernah ke final Piala AFF pada tahun 2000, 2002, 2004, dan 2010. Namun, misi suci meraih trofi di fase itu digagalkan berurutan oleh Thailand pada 2000 dan 2002, Singapura pada 2004, dan Malaysia pada 2010.
Hingga Piala AFF 2014 silam, Indonesia menjadi negara kedua yang paling sering ke final sebanyak empat kali. Rekor yang sama dimiliki Singapura. Thailand berada di urutan pertama dengan tujuh kali sebagai finalis.
Namun, Thailand sudah menyabet empat trofi dari tujuh final, sedangkan Indonesia masih nihil.
Piala AFF 2016 kali ini merupakan final kelima bagi timnas Indonesia, dan kali ketiga bagi Teerasil Dangda. Pertanyaannya, ke mana kutukan tersebut akan mengarah?
(vws)