Jakarta, CNN Indonesia -- Gelandang veteran asal Pantai Gading, Yaya Toure memiliki ambisi besar bersama Manchester City.
Toure yang kini genap berusia 33 tahun tersebut berharap klubnya bisa menjadi lebih besar dibandingkan rival sekotanya, Manchester United.
"Saya datang ke klub ini untuk membuat sejarah," kata Toure seperti yang dikutip dari
Goal, Rabu (21/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin klub ini berubah, saya ingin klub ini lebih besar dari United. Saya tahu itu membutuhkan kerja keras tapi itu mimpi saya," katanya menambahkan.
Toure dibeli ManCity pada 2010 silam dari Barcelona dengan harga 25,5 juta euro. Sejak saat itu ia menjadi sosok penting di Etihad.
Namun, kehadiran Pep Guardiola di bangku manajer ManCity telah membuat posisi Toure tersudut awal musim ini.
Ditambah konflik antara agennya dan Guardiola, Toure kehilangan tempat. Dia baru mendapatkan kesempatan untuk bermain di skuat ManCity pada pekan ke-12 Liga Inggris.
Pada laga tersebut Toure tampil 90 menit dan mampu mencetak dua gol untuk kemenangan City atas Crystal Palace dengan skor 2-1.
Sejak saat itu, Toure selalu berada di dalam skuat ManCity, termasuk saat mengalahkan Arsenal 2-1, Minggu (18/12). Kini ManCity berada di urutan ketiga klasemen sementara Liga Inggris hingga pekan ke-17.
"Saya beruntung pernah bermain di klub-klub besar seperti - Barcelona, Olympiacos. Tim-tim tersebut selalu menjadi juara. Tapi City berbeda, ada sesuatu yang berubah dan saya senang sekarang. Setiap tahun kami selalu terlibat dalam perebutan gelar juara," ujar Toure.
Jika Toure berharap timnya bisa melampaui MU, pada musim ini The Citizens berada di atas MU di klasemen sementara. MU saat ini ada di urutan keenam dengan selisih hingga enam poin dari ManCity.
MU memang masih menjadi pengoleksi trofi Liga Inggris terbanyak yakni 20 gelar juara. Namun, sepanjang dekade 2010-an ManCity ternyata lebih baik dibandingkan rival sekotanya tersebut.
ManCity telah mendapatkan dua gelar Liga Inggris (2011/12 dan 2013/14). Sementara itu MU mendapatkan trofi--sekaligus trofi terakhir dari Sir Alex Ferguson--pada musim 2012/13.
Kemudian, jika mengacu pada posisi akhir di klasemen Liga Inggris. Dalam lima musim terakhir ManCity lebih sering finis di tiga besar.
Sementara itu MU hanya dua kali berada di tiga besar, yakni saat masih dipegang Fergie. Setelah Fergie pensiun, MU mengalami penurunan prestasi dan selalu finis di luar tiga besar.
(kid/jun)