Santet Dilarang di Liga Sepak Bola Rwanda

Haryanto Tri Wibowo | CNN Indonesia
Kamis, 29 Des 2016 20:30 WIB
Asosiasi Sepak Bola Rwanda (FERWAFA) menerapkan peraturan baru yang cukup aneh untuk ajang Liga Primer Rwanda, yaitu melarang penggunaan santet.
Pemain Rayon Sports Mugisha Francois (kiri) ketika bertanding di Liga Champions Afrika. (AFP PHOTO / STR)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Sepak Bola Rwanda, FERWAFA, menerapkan peraturan baru yang cukup aneh untuk ajang Liga Primer Rwanda. FERWAFA melarang penggunaan santet dalam pertandingan liga kasta tertinggi di Rwanda tersebut.

Seperti dikutip dari Daily Mirror, peraturan itu mulai diterapkan FERWAFA per 28 Desember 2016. Peraturan baru itu diterapkan menyusul kericuhan antar-pemain yang berlangsung pada pertandingan Mukura Victory melawan Rayon Sports awal Desember 2016.

"Dalam statuta FERWAFA tidak ada peraturan yang bisa menghukum penggunaan santet, karena tidak ada di dunia yang bisa membuktikan santet bisa mempengaruhi hasil pertandingan," ujar wakil presiden FERWAFA, Vedaste Kayiranga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi, dengan kekerasaan yang terjadi antar-pemain (Mukura Victory dan Rayon Sports) karena dugaan salah satu tim menggunakan santet, kami memutuskan untuk membuat peraturan baru."

Kericuhan pemain saat pertandingan Mukura Victory melawan Rayon Sports disebabkan tindakan penyerang Rayon, Moussa Camara, yang menaruh peralatan sihir di gawang Mukura setelah beberapa kali gagal mencetak gol.

Pada menit ke-40, Camara gagal mencetak gol setelah sundulannya membentur mistar gawang. Ketika itu Mukura sedang unggul 1-0. Lima menit kemudian, Camara menghampiri gawang Mukura dan diduga melakukan ritual santet dengan mencabut rumput di bawah gawang tim tuan rumah.

Penggunaan santet di sepak bola Liga Rwanda sepertinya sudah sering terjadi. Pasalnya, sejumlah pemain Mukura langsung mengetahui tindakan Camara dan berusaha mengejar sang penyerang.

Para pemain dari Mukura dan Rayon pun hampir terlibat baku pukul. Beruntung, wasit berhasil merelai kedua tim, dan Camara kemudian mendapat kartu kuning.

Menariknya, beberapa menit kemudian Camara berhasil mencetak gol melalui sundulan ke gawang yang diklaim pihak Mukura sudah terkena santet. Pertandingan pun berakhir imbang 1-1.

Dalam peraturan baru FERWAFA, setiap klub yang melakukan santet akan dikenakan sanksi denda sebesar 100 ribu franc Rwanda atau setara Rp1,6 juta.

Berikut ini tindakan Camara yang diduga melakukan santet seperti terlihat dalam video yang diunggah akun Agencia ENE melalui YouTube:
[Gambas:Youtube] (bac)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER