Jakarta, CNN Indonesia -- Cita-cita Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP 2018 masih terbuka lebar. Dengan catatan, sirkuit internasional di Palembang, Sumatera Selatan, sudah mulai dikerjakan sebelum Mei 2017.
Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sadikin Aksa menilai Indonesia masih memiliki kesempatan mengajukan diri sebagai penyelenggara MotoGP jika rencana pembangunan sirkuit tidak molor.
Normalnya, pembangunan sirkuit MotoGP diperkirakan memakan waktu 14 bulan. Sementara panitia penyelenggara pembangunan Sirkuit Palembang memiliki skenario hingga 18 bulan.
Jeda waktu empat bulan dari waktu normal diambil untuk mengantisipasi kendala tak terduga yang mungkin hadir di tengah jalan. Meski demikian, Sadikin menekankan pentingnya ada kepastian pembangunan di awal.
"Harusnya pembangunan sirkuit mesti dimulai sebelum Mei 2017. Kalau lewat dari tenggat itu, maka sudah pasti Indonesia tidak mendapat jatah tuan rumah MotoGP 2018," kata Sadikin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, tenggat penentuan seri MotoGP 2018 akan diputuskan pada Juni 2017. Di sini pula jadwal dan lokasi balap ditentukan.
Sebelumnya, Sadikin sempat mendampingi Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin untuk menemui CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, di sela gelaran MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang akhir tahun lalu.
Pihak Dorna, lanjut Sadikin, masih membuka peluang bagi Indonesia sebagai tuan rumah MotoGP. Namun, syarat utamanya harus memiliki sirkuit berstandar internasional.
"Lahan sudah jelas. Kuncinya di Sumsel, kalau mereka bisa mempercepat pembangunan, giliran tugas IMI mendampingi tim Indonesia berbicara kontrak dengan Dorna," kata Sadikin.
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan bakal memulai pembangunan pada Januari 2017. Namun, hingga kini belum ada tanda kepastian soal peletakan batu pertama.
Alex menyebut dana pembangunan nantinya akan berasal dari investasi pihak swasta. Adapun pemerintah hanya menyediakan lahan seluas 120 hektare di kawasan Jakabaring Sport City, Palembang.