Jakarta, CNN Indonesia -- Manajer Arsenal Arsene Wenger merasa keberatan jika dirinya dihukum larangan mendampingi laga timnya dari bangku cadangan.
Menurut pelatih 66 tahun itu, sanksi tersebut dinilai berlebihan dan tak layak ia terima. Federasi Sepak Bola Inggris (FA) sendiri bakal memutuskan hukuman terhadapnya pada Jumat (27/1) ini waktu setempat.
Wenger terancam hukuman larangan memimpin tim setelah insiden dengan perangkat pertandingan. Tepatnya ketika The Gunners mengalahkan Burnley 2-1, Wenger mendorong ofisial pertandingan, Anthony Taylor, yang menggiringnya keluar dari lorong pemain ke tribune.
Saat itu ia diusir wasit Jonathan Moss pada pengujung laga karena dinilai protes berlebihan setelah Arsenal dihukum penalti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang sudah dua dekade mengabdi di klub Meriam London itu pun tak mengaku bersalah atas tindakannya itu. Kendati demikian, ia menilai hukuman larangan memimpin timnya terlalu berlebihan.
Bukan hanya mendorong Taylor, ia juga disebut-sebut melontarkan kata-kata kasar terhadap ofisial pertandingan.
"Saya pernah berkata lebih buruk dari yang saya katakan itu. Saya juga pernah mendengar orang lain mengatakan yang lebih buruk," tutur Wenger seperti dikutip dari
Independent.
"Jika saya dihukum, satu hal yang saya katakaan adalah saya pikir ketika saya diusir saya terkejut dan saya berada di lorong karena saya kira masih berhak berada di lorong."
Wenger pernah mendapatkan hukuman larangan mendampingi tim yang lebih buruk pada 17 tahun lalu. Saat itu ia didera sanksi larangan bersama tim di bangku cadangan sebanyak 12 kali.
Ia mendorong perangkat pertandingan, Paul Taylor ketika timnya menghadapi Sunderland pada Agustus 2009.
"Terakhir kali saya diusir dari pinggir lapangan pada 2009. Saya harus pergi ke tribune di Old Trafford dan tak tahu jalan menuju ke sana," terang Wenger.
"Tak ada satu pun memberitahukan jalan menuju tribune saat Anda diusir dari pinggir lapangan."
(bac)