Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah 23 pekan berlangsung, Leicester City baru mengumpulkan 21 poin. Hal ini membuat mereka berstatus sebagai juara bertahan terburuk sepanjang sejarah Liga Inggris.
Leicester kembali menelan kekalahan saat bertandang ke markas Burnley lantaran gol tunggal yang diciptakan oleh Sam Vokes. Kekalahan lawan Burnley merupakan kekalahan ketiga beruntun yang dialami Leicester.
Tak hanya itu,
Leicester hanya sanggup mengantongi 21 poin dari 23 laga yang telah dijalani, membuat 'The Foxes' jadi juara bertahan dengan jumlah poin paling sedikit usai 23 laga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buruknya performa Leicester sendiri membuat Jamie Vardy dan kawan-kawan kini makin dekat dengan zona degradasi. Leicester saat ini ada di peringkat ke-16 dan hanya berselisih dua angka dari zona merah.
"Kami memiliki masalah dalam mencetak gol dan kami kebobolan banyak gol. Yang pasti, kami harus bereaksi setelah ini," tutur Ranieri seperti dikutip dari
BBC Sport.
Ranieri sendiri mengingatkan Leicester sepatutnya tak terbebani status juara bertahan lantaran dirinya juga tak memberikan beban besar bagi timnya.
"Sejak awal target kami adalah 40 poin dan kami harus fokus berjuang untuk mendapatkan hal itu," kata Ranieri.
Dalam empat laga terakhir di Liga Primer Inggris, Leicester gagal mencetak gol ke gawang lawan. Mereka justru kebobolan tujuh gol dalam durasi tersebut.
Perjuangan Leicester akan terasa makin berat lantaran mereka harus menghadapi Manchester United, Swansea City, dan Liverpool pada tiga laga selanjutnya.
(ptr/jun)