Jakarta, CNN Indonesia -- Segala kebijakan kepengurusan baru PSSI periode 2016-2020 disambut baik oleh klub-klub, salah satunya adalah PSS Sleman dari Divisi Utama.
Dibawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI yang juga menjabat sebagai Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi, induk olahraga sepak bola nasional tengah bersiap menyongsong prestasi yang lebih baik. Pelatih PSS Sleman, Freddy Muli, berharap PSSI dapat menjalankan seluruh program yang mereka rencanakan.
"Klub-klub harus komitmen dengan semua program mereka, jangan ada pro dan konta. Kalau klub tak mendukung, bagaimana bisa terlaksana? (Sepak bola) ini bisnis, tapi jangan lupakan juga aset negara kita," kata Freddy kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (1/2) siang.
Yang dimaksud dengan aset negara oleh Freddy adalah para pemain atau alet sepak bola Indonesia.
PSSI sendiri semakin gencar melakukan peningkatan kualitas pemain usia dini. Hal ini terlihat dari kebijakan Edy yang mengurangi kuota asing dan menjadi maksimal tiga orang saja. PSSI juga menambah kuota pemain U-23 minimal lima orang dalam masing-masing tim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Freddy berpendapat yang dilakukan Edy merupakan sesuatu yang luar biasa dan sebuah gebrakan yang hebat.
"Respek dengan regulasi yang baru, dalam arti kata untuk membangun sepak bola dengan pemain muda. Dalam dua tahun ke depan akan kelihatan, pasti ada hasilnya. Komitmen kami jaga agar tidak berubah lagi regulasi," ucap Freddy.
"Sudah 20 tahun belakangan Indonesia minim pemain muda. Motivasi pemain muda ingin terbaik di ISL (Liga Super Indonesia), jadi libatkan lah yang muda. Yang penting regulasi itu tetap dipegang komitmennya oleh semua klub," ucapnya menambahkan.
Blusukan, ujar Edy, merupakan salah satu cara untuk menemukan pemain muda yang berkualitas di berbagai wilayah di Indonesia. Ia yakin sesungguhnya Indonesia memiliki jutaan pemain muda yang bagus.
"Mereka tidak terlihat karena tidak ada kesempatan. Anak-anak PON (Pekan Olahraga Nasional) kemarin ke mana itu?" ujarnya melanjutkan.
(har)