Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Olahraga Ducati Corse, Paolo Ciabatti, menganggap adanya pengaruh yang sangat besar dengan larangan sayap depan di MotoGP 2017. Untuk itu Ducati tengah mencari cara lain untuk menggantikan teknologi sayap depan.
Ciabatti mengatakan pengaruh besar tidak adanya sayap depan terlihat dari hasil tes yang dijalani pebalap anyar Ducati, Jorge Lorenzo, di Sirkuit Valencia pada November 2016 dan Sirkuit Sepang beberapa hari lalu. Cara membalap Lorenzo, terutama saat memasuki tikungan, jadi berbeda.
"Kami juga menyadari ada pabrikan lain yang sudah mengembangkan bentuk sayap depan baru. Kami pun sudah memikirkan bentuk
fairing baru yang akan menggantikan fungsi sayap depan itu," kata Ciabatti yang ditemui di konferensi pers bersama Shell Advance di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (2/2).
Saat ini, lanjut Ciabatti, Ducati sedang terus melakukan penelitian dan menganalisis terkait metamorfosis sayap depan di sepeda motor Desmosedici GP17. "Hasil akhirnya bisa dilihat di GP Qatar nanti," terang Ciabatti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ducati merupakan tim pabrikan pertama yang menggunakan
winglet pada kuda besinya, yakni pada 2014. Inovasi itu terbukti membuat dua pebalap Ducati saat itu, Andrea Ianonne dan Andrea Dovizioso, tampil kompetitif.
Melihat hasil tersebut, tim-tim lain mengikuti jejak Ducati menggunakan sayap pada motornya. Namun, FIM (Federasi Sepeda Motor Internasional) membuat peraturan baru dengan pelarangan penggunaan
winglet karena dianggap berbahaya.
Padahal, kata Ciabatti, sayap depan bukan sesuatu teknologi yang membahayakan pebalap lain. Pasalnya, sejauh penggunaan sayap depan, tidak ada insiden yang menyebabkan pebalap terluka karena
winglet.
Terpisah, Lorenzo mengatakan perbedaan motor tanpa sayap depan membuat hasil tes uji di Sirkuit Sepang kurang bagus. Bahkan Lorenzo sempat terpuruk di posisi ke-17 pada tes hari pertama.
"Yang membedakan, di Sepang kami tidak pakai
winglet," ucap Lorenzo.
(har/bac)