John Terry dan Chelsea yang Tak Kunjung Belajar

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Selasa, 21 Feb 2017 09:41 WIB
John Terry sangat mencintai Chelsea, namun harapan sang kapten untuk pensiun di klub tersebut semakin jauh dari kenyataan.
John Terry sejatinya memiliki keinginan besar untuk pensiun di Chelsea. (REUTERS/John Sibley)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nasib John Terry di Chelsea masih belum menemui titik terang. Padahal sebagai klub yang minim legenda, maka Chelsea harus tahu benar bagaimana memperlakukan mereka, terlebih The Blues sudah membuat kesalahan di beberapa musim sebelumnya.

Terry adalah Chelsea, dan Chelsea adalah Terry. Terry adalah jebolan akademi muda Chelsea dan sukses masuk skuat utama sejak tahun 1998 saat usianya masih 18 tahun. Sejak itulah, minus tahun 2000 saat dipinjamkan ke Nottingham Forest, Terry selalu mengenakan kostum Chelsea di lapangan.

Kehadiran Terry adalah salah satu momen kebangkitan Chelsea di Liga Inggris. The Blues yang awalnya hanya tim papan tengah dan sulit bersaing di jalur juara, menjelma jadi klub hebat yang tak hanya menguasai Liga Inggris melainkan juga kompetisi di Eropa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terry, Didier Drogba, Petr Cech, dan Frank Lampard adalah nama-nama yang selalu menghiasi skuat Chelsea dalam kurun waktu satu dekade. Dalam kurun waktu itu, Chelsea memenangi Liga Primer Inggris empat kali, Piala FA empat kali, Piala Liga tiga kali, Liga Champions, Liga Europa, dan Piala Super Eropa.

Terry, Drogba, Cech, dan Lampard pun begitu identik dengan Chelsea. Meskipun para pemain lain datang silih berganti, keempat pemain ini selalu jadi tulang punggung dan elemen penting dari Chelsea.

Antonio Conte jarang memainkan John Terry musim ini.Antonio Conte jarang memainkan John Terry musim ini. (Reuters / Eddie Keogh)
Tiga dari kuartet di atas mengakhiri perjalanan kariernya dengan Chelsea lewat cara yang berbeda, meskipun rasa di dalamnya hampir serupa.

Drogba yang lebih tua dua tahun dari Terry lebih dulu hengkang pada 2012. Setelah merasakan nikmatnya mereguk trofi Liga Champions, Drogba justru memutuskan untuk bergabung dengan Shanghai Shenhua.

"Mengapa saya pergi meninggalkan Chelsea? Saya tak mau membicarakan hal itu, namun yang pasti saya akan bertahan di Chelsea bila saja mendapatkan titik temu kepuasan di antara kedua belah pihak," tutur Drogba ketika itu.

Drogba memang kembali di musim 2014/2015, namun performanya tak lagi ganas seperti sebelumnya.

Kisah yang lebih sedih datang dari kepergian Lampard di tahun 2014. Lampard terpaksa menerima tawaran New York City di MLS karena Chelsea tak memberikan keistimewaan sebagai pemain yang telah banyak berjasa.

Lampard hanya diberikan perpanjangan kontrak semusim dengan nilai kontrak jauh di bawah nilai yang ia dapat sebelumnya. Lampard menganggap Chelsea tak menghargainya dan akhirnya ia sepakat pindah ke New York City.

Chelsea tak mau menurunkan sedikit prinsip mereka di hadapan pemain yang telah jadi motor lini tengah dalam satu dekade terakhir.

Jose Mourinho terus berharap manajemen Chelsea bisa mempertahankan Lampard dengan segala cara, terlebih Lampard adalah gelandang yang menyandang status sebagai pencetak gol terbanyak Chelsea sepanjang masa.

Namun harapan itu sia-sia. Lampard memilih hijrah ke New York City dan lantaran koneksi klub tersebut dengan Manchester City, maka Lampard berkostum biru terang kebanggaan City pada musim 2014/2015.

Lampard bahkan tak mendapatkan sambutan yang baik ketika dirinya datang untuk pertama kalinya ke Stamford Bridge sebagai pemain musuh. Padahal pemain seperti Michael Ballack yang tak terlalu identik dengan Chelsea saja disambut meriah ketika datang sebagai lawan.

Frank Lampard akhirnya harus tampil di Stamford Bridge sebagai musuh setelah berkostum Manchester City.Frank Lampard akhirnya harus tampil di Stamford Bridge sebagai musuh setelah berkostum Manchester City. (Reuters/Stefan Wermuth)
Buruknya penanganan manajemen Chelsea terhadap legenda kembali terjadi di kasus kepergian Petr Cech di tahun 2015. Chelsea tak bisa melakukan pembicaraan dengan baik terhadap Cech terkait kedatangan Thibaut Courtois ke The Blues. Alhasil, Cech memilih untuk kabur ke klub rival, Arsenal.

"Bila saya pemain baru atau masih 2-3 musim di Chelsea, maka saya siap untuk bertarung memperebutkan posisi dan melihat hasil akhirnya. Namun menilik usia saya dan apa yang telah saya lakukan untuk klub selama ini, maka yang terjadi saat ini (kedatangan Courtois) seolah jadi penutup perjalanan saya di Chelsea."

"Terkadang seorang pemain harus memikirkan dirinya sendiri dan inilah keputusan terbaik bagi saya," ujar Cech di tahun 2015.

Tiga dari kuartet legendaris Chelsea di dekade 2000-an pergi dengan cara yang kurang menyenangkan. Kini tinggal Terry, sang kapten, yang sendirian bertahan di Stamford Bridge.

Manajer Chelsea, Antonio Conte, sudah menyatakan sikapnya terhadap Terry. Conte tak menutup peluang bermain bagi Terry namun menegaskan tak akan ada belas kasihan di balik keputusan yang ia buat. Terry akan masuk tim inti bila dirasa layak berada di sana.

Conte pun menegaskan Terry tetap kapten Chelsea saat ini, di dalam maupun di luar lapangan. Namun Conte pastinya tak akan bisa berbuat banyak bila Mourinho saja yang sudah lama di Chelsea tak mampu menahan kepergian Lampard.

John Terry bersama Petr Cech dan Didier Drogba di musim terakhir Cech dan Drogba pada 2015.John Terry bersama Petr Cech dan Didier Drogba di musim terakhir Cech dan Drogba pada 2015. (REUTERS/John Sibley)
Chelsea tak akan berkomentar apapun tentang masa depan Terry hingga bulan Mei mendatang. Terry juga baru akan berbicara tentang masa depannya pada akhir musim nanti. Chelsea seolah tak menyadari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan di balik kepergian Drogba, Lampard, dan Cech sebelumnya.

Di bulan Januari lalu, Terry menyatakan dirinya tak akan pensiun di Chelsea setelah kepastian perpanjangan kontraknya di Chelsea tak menemui titik terang. Chelsea menyatakan diskusi masih terus berjalan di beberapa bulan mendatang dan keputusan final masih bisa berubah.

Terry boleh dikecewakan oleh Chelsea namun dirinya tetap menunjukkan profesionalisme sekaligus memberikan jawaban mengapa ia layak menyandang ban kapten Chelsea selama ini.

"Satu hal yang utama di Chelsea, terutama bagi pemain yang jarang bermain seperti saya dan Cesc Fabregas, adalah memaksimalkan kesempatan bermain dan mempertahankan momentum kemenangan yang ada di tim ini," ujar Terry akhir pekan lalu.

Menarik untuk menanti masa depan Terry di Chelsea. Apakah Terry akan pergi dengan kecewa sekaligus melengkapi cerita sedih para legenda Chelsea, atau Chelsea justru memperbaiki reputasi mereka sebagai klub yang telah mengecewakan legenda seperti beberapa musim sebelumnya. (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER