ANALISIS

Perang Gladiator Kota Roma di Kompetisi Sampingan Italia

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Rabu, 01 Mar 2017 11:45 WIB
Babak semifinal Coppa Italia diwarnai derby antara Lazio dan AS Roma, dua tim rival sekota yang sedang dalam performanya terbaiknya.
Babak semifinal Coppa Italia diwarnai partai derby ibu kota antara SS Lazio dan AS Roma. (CNN Indonesia/Rengga)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lazio dan Roma bakal melakoni derby tim sekota dalam kompetisi sampingan dalam sepak bola Italia, Coppa Italia. Kedua tim ibu kota Italia itu bertemu di babak semifinal, yang leg pertama bakal dimainkan Rabu (1/3) malam waktu setempat.

Jelang laga ini kedua tim tersebut pun tengah menunjukkan tren positif.

Roma yang dipimpin Luciano Spalletti sukses mempermalukan Internazionale Milan di Giuseppe Meazza dengan skor telak 3-1. Sementara itu Lazio yang diarsiteki Simone Inzaghi berhasil menekuk Udinese di lanjutan Serie A Italia, Minggu (26/2).

Di Stadion Olimpico—yang akan menjadi venue laga Lazio vs Roma—Biancoceleste menekuk Udinese dengan skor 1-0. Gol tunggal itu dicetak sang penyerang Ciro Immobile dari titik putih pada menit ke-72.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil itu pun membuat Lazio tetap bersaing untuk masuk zona Eropa di akhir musim. Dengan tambahan tiga angka tersebut, Lazio kini terpaut satu poin dengan Atlanta yang pekan lalu menekuk Napoli 2-0.

Immobile adalah momok bagi gawang tim lain. Sepanjang musim ini pria 27 tahun tersebut telah mencetak 14 gol dari 26 laga Serie A. Hal itu membuat Immobile menjadi pencetak gol terbanyak keenam di Serie A.

Tapi, Immobile mesti mawas diri. Pasalnya bomber AS Roma, Edin Dzeko, adalah pemuncak pencetak gol di Serie A meski pada pekan lalu tak membobol gawang lawan.

Perang Gladiator di Kompetisi Sampingan ItaliaEdin Dzeko adalah pencetak gol terbanyak di Serie A sepanjang musim ini. (Reuters / Albert Gea)
Mantan penyerang Manchester City itu telah mencetak 19 gol—kini bersanding dengan penyerang Juventus Gonzalo Higuain.

Pealtih Lazio Simone Inzaghi telah menyatakan, "Pertandingan akan sulit, tapi saya memiliki kepercayaan diri tinggi atas skuat ini. Mereka kuat dan kompak. Kami tidak berada di semifinal atau mendapat 50 [poin di Serie A] karena kecelakaan."

Pengaruh Il Ninja, Sang Pangeran Baru

Ketika pengaruh sang kapten Francesco Totti meredup di usia veterannya karena jarang bermain, Roma kini memiliki pangeran baru.

Dia adalah seorang ninja asal Belgia yang memiliki keturunan darah dari Indonesia, Radja Nainggolan. Nainggolan dijuluki Il Ninja oleh publik sepak bola Roma karena pergerakannya yang tak terduga, kecepatan, serta tusukan mematikan.

Dalam laga pekan lalu, Nainggolan mencetak dua gol awal untuk kemenangan 3-1 atas Inter. Gol pertama ia buat di menit ke-12 setelah menyambut terobosan Dzeko dan mengecoh Roberto Gagliardini. Gol kedua dibuatnya setelah turun minum dari jarak jauh—sekitar 50 meter.

"Sekarang harus fokus pada partai derby di Coppa Italia," kata Nainggolan usai laga melawan Inter menegaskan kesiapsiagaannya untuk laga dini hari nanti.

Sebagai seorang gelandang sentral, Nainggolan termasuk produktif di Serie A Italia. Dari 25 pertandingan yang ia lalui bersama Roma, Nainggolan telah mencetak sembilan gol.

Salah satunya gol ke gawang Lazio untuk kemenangan 2-0 pada pekan ke-15 Serie A.

Adu Racikan

Hal yang menarik dalam laga nanti malam yang terlihat adalah adu strategi 4-3-3 atau 4-3-2-1 di mana seorang penyerang sentral diapit dua winger.

Baik Spaletti maupun Inzaghi adalah sosok pelatih yang setia dengan format formasi tersebut. Namun, di atas kertas kekuatan Roma terlihat lebih baik dibandingkan skuat Inzaghi.

Selain Dzeko, Roma memiliki mutiara Mesir, Mohammed Salah, dan pemain Amerika Latin Diego Perotti untuk mengisi pos sayap.

Perang Gladiator di Kompetisi Sampingan ItaliaPemain Belgia keturunan Indonesia, Radja Nainggolan, merupakan motor lini tengah As Roma. (REUTERS/Alessandro Bianchi)
Salah, yang kembali ke Italia setelah gagal bersama Chelsea merupakan sosok yang memiliki pergerakan unik. Kiprahnya di sisi kanan lebar lapangan mampu menarik bek sayap lawan sehingga membuka ruang bagi Dzeko maupun pemain lini tengah merangsek ke depan.

Itulah yang ditunjukkan saat gol kedua Nainggolan ke gawang Inter pekan lalu.

Sementara itu di lini tengah, Spalletti cukup mapan lewat pembagian tugas yang tepat antara tiga gelandangnya: Nainggolan, sang kapten Daniele De Rossi, dan Kevin Strootman.

Dalam laga melawan Inter pekan lalu De Rossi, Strootman, dan Nainggolan terlihat mampu bergerak ke depan dan belakang dengan selaras. Kerja sama ketiganya pun cukup mumpuni dalam bertahan, di mana tentu Nainggolan yang terlihat paling menonjol.

Selain mencetak dua gol, Nainggolan adalah pemain terbanyak—dibanding De Rossi dan Strootman—dalam merebut bola dari penguasaaan lawan.

Nainggolan tercatat melakukan perebutan bola hingga 11 kali, sementara De Rossi delapan dan Strootman tujuh kali.

Bagaimana dengan Lazio?

Selama 26 pekan kompetisi Serie A, kiprah Immobile sebagai ujung tombak dibantu Felipe Anderson dan Keita Balde yang beroperasi di sayap. Di lini tengah, kubu Lazio masih lebih lemah dibanding Roma.

Satu-satunya sosok yang membuat lini tengah Lazio kuat adalah Marco Parolo. Dia mendapatkan sokongan dari Senad Lulic sang 'pemberi assist' gol Immobile pekan lalu, serta sang kapten Lucas Biglia atau pelapisnya gelandang bertahan 20 tahun, Alessandro Murgia.

Hal yang pantas menjadi catatan adalah pada pertemuan paruh pertama musim ini, barisan pertahanan Lazio terlihat tak cukup siap untuk menahan gempuran Dzeko dkk. Kala itu, lini pertahanan Lazio lengah dan kebobolan dua gol oleh lini kedua Roma yakni Strootman (64') dan Nainggolan (77'). Untuk catatan, gol Nainggolan merupakan buah assist dari De Rossi.

Perang Gladiator di Kompetisi Sampingan ItaliaPelatih Lazio, Simone Inzaghi. (AFP PHOTO / ANDREAS SOLARO)
Hal tersebut tentu sudah harus masuk analisa Inzaghi. Adik kandung dari Filippo Inzaghi tersebut harus memahami cara mematikan lini kedua dan sayap Roma.

"[Kekalahan] itu memberikan saya banyak pelajaran, derby adalah sebuah pertandingan spesial dan anda harus membayar bahkan untuk kesalahan kecil. Kami bermain lebih baik dibandingkan mereka hingga 50 atau 60 menit, kemudian kami melakukan blunder," tutur Inzaghi tentang kekalahan timnya di tahun lalu.

Di satu sisi, jelang laga malam nanti, Inzaghi mendapatkan keuntungan, karena Spalletti harus lebih keras untuk memutar otak rotasi pemainnya.

Usai bertemu Lazio, Roma bakal melakoni laga Serie A melawan Napoli di stadion yang sama akhir pekan nanti. Spalletti harus menjaga agar tak kalah dari Napoli, jika tak ingin jarak Roma dengan Napoli saat ini di klasemen menipis. Roma ada di peringkat kedua dengan 59 poin, Napoli di bawahnya dengan 54 poin.

Setelah itu, Roma harus bepergian ke Perancis untuk melakoni laga 16 besar Liga Europa di kandang Olympique Lyon pada tengah pekan depan.

Tiga laga ketat dalam tempo sepekan tentu membuat kepala Spalletti yang plontos itu lebih pusing untuk mengotak-atik rotasi pemain guna menjaga stamina.

Sementara Lazio memiliki waktu cukup untuk beristirahat setelah laga malam nanti karena melakoni laga yang di atas kertas tak terlalu berat yakni melawan Bologna di kandangnya dalam lanjutan Serie A.

Namun, meski berstatus kejuaraan sampingan di kancah domestik, nilai gengsi dari babak semifinal yang mempertontonkan derby della capitale ini begitu bernilai. Baik Spalletti dan Inzaghi tentu tahu betapa hausnya tifosi masing-masing klub akan kemenangan atas klub rival sekota itu.

Sehingga pantas disimak pertarungan para gladiator di kota Roma dini hari nanti.

(har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER