Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir dua dekade memiliki karier gemilang di bola basket Indonesia, Rony Gunawan kini sedang menikmati masa-masa pensiun. Tapi, ada momen ketika sang legenda merasakan rindu untuk melantai di lapangan basket.
Menjadi salah satu pebasket tersukses dan terbaik yang pernah dimiliki Indonesia, Rony meninggalkan begitu banyak warisan untuk bola basket nasional. Tujuh gelar liga bola basket Indonesia (IBL/NBL), satu gelar liga bola basket ASEAN (ABL), dua kali MVP liga, dua MVP final, dan dua medali perak SEA Games adalah sejumlah prestasi Rony.
Dalam wawancara dengan
CNNIndonesia.com, Rony mengaku sedang menikmati masa pensiunnya. Pria 36 tahun itu memutuskan pensiun tahun lalu usai membawa Satria Muda menjadi juara Perbasi Cup 2016, Oktober 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Rony Gunawan (kanan) kali terakhir memperkuat Satria Muda di Perbasi Cup 2016. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono) |
Rony berterima kasih kepada pihak manajemen Satria Muda, klub yang diperkuatnya sejak 2006 hingga pensiun, yang telah memberinya jabatan Vice President PT Indonesia Sport Venture (perusahaan yang menaungi tim Satria Muda).
Rony lebih bersyukur karena di masa pensiunnya pria yang akrab disapa Rogun itu tidak harus bekerja di belakang meja. Suami dari Priscilla Woen itu bersyukur masih bisa dekat dengan tim Satria Muda dan memberikan masukan untuk tim yang saat ini dilatih Youbel Sondakh tersebut.
"Bos (Erick Thohir) menginginkan SM punya ikon seperti Luis Figo di Inter Milan atau Ronaldinho di Barcelona. Tugas saya salah satunya hadir di acara yang diselenggarakan pihak klub, tidak bekerja di belakang meja," ujar Rony.
 Rony Gunawan mengoleksi tujuh gelar liga basket Indonesia. ( CNNIndonesia.com/Damar Sinuko) |
"Saya juga masih sering ikut pertandingan SM di luar kota dan memberikan masukan-masukan kepada coach Youbel. Para pemain juga masih sering berbicara dengan saya, sebisa mungkin saya memberikan masukan," sambungnya.
Ketika ditanya yang paling dirindukannya di masa pensiun ini, Rony dengan sigap mengatakan: "Rindu bermain."
Tapi, ada satu hal yang tidak dirindukan Rony dari bola basket, dunia olahraga yang telah membesarkan namanya. "Saya tidak rindu latihannya, karena sudah tidak mampu lagi. Berat. Saya juga rindu atmosfer pertandingan. Ternyata lebih tegang menonton daripada bermain," ucapnya.
Nasihat RogunManajemen Satria Muda tidak hanya memberikan penghargaan Rony jabatan Vice President PT Indonesia Sport Venture. Klub yang dimiliki pengusaha Indonesia, Erick Thohir, itu juga mempensiunkan nomor 32 yang selama ini digunakan Rony.
Dalam seremoni yang berlangsung di Britama Arena Mahaka Square, Jakarta, awal Februari 2016, nomor 32 milik Rony di tim Satria Muda resmi dipensiunkan.
[Gambas:Instagram]"Jelas saya merasa dihargai dengan dipensiunkannya nomor 32. Itu juga menjadi contoh untuk pemain-pemain muda. Jika mereka memberikan yang terbaik untuk klub, fokus, maka penghargaan itu akan datang dengan sendirinya," tegas Rony.
Terkait masa depannya di dunia bola basket, Rony tetap pada keputusannya untuk tidak melirik karier pelatih profesional. Pemain yang memulai karier profesional CLS Knights Surabaya itu lebih memilih menjadi pelatih tim usia dini.
"Saya ingin fokus melatih anak-anak kecil. Karena anak-anak kecil seperti kertas putih, lebih mudah melatih dan membentuknya. Jika sudah besar akan susah diubah," ucap Rony.
(vws)