Jakarta, CNN Indonesia -- Piala Dunia tanpa Belanda ibarat sayur tanpa garam. Namun bila Belanda mulai sering absen dari turnamen kelas dunia, maka kerinduan akan Belanda perlahan bakal menghilang.
Belanda adalah salah satu kekuatan sepak bola dunia. Julukan 'Raja Tanpa Mahkota' adalah bukti kebesaran Belanda. Tiga kali runner up Piala Dunia, 1974, 1978, dan 2010 adalah salah satu bukti bahwa Belanda tak dipandang sebelah mata di mata dunia.
Ketika Belanda mengalami musibah tak lolos Piala Dunia 2002, publik ramai-ramai menyayangkannya. Talenta-talenta hebat seperti Edwin van der Sar, Jaap Stam, De Boer bersaudara, Marc Overmars, hingga Dennis Bergkamp dianggap sebagai kehilangan terbesar yang tak bisa dijumpai di Piala Dunia 2002.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegagalan di 2002 itu kemudian ditebus Belanda oleh performa impresif di beberapa turnamen berikutnya meski mereka masih gagal jadi juara. Runner-up Piala Dunia 2010 dan kesuksesan menghancurkan Spanyol 5-0 di Piala Dunia 2014 adalah momen-momen paling dikenang terkait timnas Belanda dalam satu dekade belakangan.
 Belanda kalah dari Bulgaria 0-2. ( REUTERS/Laszlo Balogh) |
Tetapi usai penampilan gemilang di Piala Dunia 2014 ketika mereka jadi tim peringkat tiga, Belanda justru kembali memasuki masa suram.
Pada kualifikasi Piala Eropa 2016, Belanda gagal finis di tiga besar saat berada satu grup dengan Republik Ceko, Islandia, Turki, Kazakhstan, dan Latvia.Tim Oranye ini hanya sanggup mengoleksi poin lebih baik dari Kazakhstan dan Latvia serta menderita lima kekalahan sepanjang kualifikasi berlangsung.
Kegagalan Belanda lolos ke Piala Eropa 2016 ternyata tak membuat mereka sadar sepenuhnya. Belanda masih menjalani laga kualifikasi Piala Dunia 2018 dengan start yang tak bagus.
Belanda bermain imbang lawan Swedia, menang atas Belarusia, dan kalah 0-1 dari Perancis di Amsterdam. Kekalahan dari Perancis ini merupakan pukulan telak dalam perlombaan berburu tiket Piala Dunia.
Kemudian pada akhirnya kekalahan dari Bulgaria di Sofia kembali menyadarkan Belanda. Tiket Piala Dunia 2018 mulai jauh dari genggaman mereka. Jangankan berharap tiket lolos langsung, tiket play-off sebagai ganjaran penghuni peringkat dua pun masih jauh dari mereka.
 Kekalahan Belanda di markas Bulgaria membuat peluang mereka ke Piala Dunia menjadi kecil. ( REUTERS/Stoyan Nenov) |
KNVB tak mau bencana kembali menghampiri mereka. Danny Blind yang jadi arsitek Belanda sejak 2015 pun dilengserkan meski mereka belum punya jawaban siapa suksesor berikutnya.
Nyawa Belanda kini dalam ancaman. Mereka harus bisa menghadirkan keajaiban di lima partai tersisa. Bila tak mampu mendapatkan tiket langsung ke Rusia, setidaknya mereka harus ada di posisi kedua untuk mendapatkan tiket menuju babak play-off.
Dua laga di depan mata yang berlangsung pada bulan Juni dan Agustus adalah dua laga yang bisa menentukan masa depan Belanda yang saat ini tertinggal enam poin dari pemuncak klasemen, Perancis.
Pada 9 Juni mendatang, Belanda akan menjamu Luksemburg ketika Swedia harus berduel lawan Perancis. Apapun hasil laga Swedia lawan Perancis, hal itu akan menguntungkan bagi Belanda.
Sebulan kemudian, Belanda akan bertandang ke markas Perancis, Stade de France. Andai Belanda sukses mencuri kemenangan di laga ini, maka peluang Belanda untuk setidaknya merebut posisi kedua bakal kembali terbuka.
Tiga laga sisa Belanda berikutnya adalah kandang melawan Bulgaria, tandang menghadapi Belarusia, dan kandang menghadapi Swedia sebagai laga pamungkas.
Laga lawan Swedia nanti bisa jadi laga hidup-mati penentuan nasib Belanda di Piala Dunia. Bisa saja Wesley Sneijder dan kawan-kawan menangis bahagia seusai laga, atau malah mereka kembali mengulangi pemandangan yang sama ketika kalah 2-3 dari Rep.Ceko di laga terakhir kualifikasi Piala Eropa.
Terlepas bagaimana nanti hasil yang didapat Belanda, tim tersebut sejatinya mulai kehilangan reputasi di mata dunia bila menilik materi pemain yang ada.
 Arjen Robben sudah terlalu tua untuk dijadikan tulang punggung Belanda. ( REUTERS/Laszlo Balogh) |
Arjen Robben dan Wesley Sneijder yang jadi motor Belanda dalam satu dekade terakhir sudah tak lagi kuat menopang beban, sementara pemain generasi anyar seperti Memphis Depay dan Kevin Strootman tak berkembang sesuai harapan.
Bila nantinya Belanda tak lolos Piala Dunia pun, mungkin tak banyak yang merasa kehilangan. Selain karena itu berarti mereka sudah dua kali beruntun absen di ajang besar, bisa pula lantaran kini Belanda minim pemain bintang yang aksinya layak dirindukan.