Jakarta, CNN Indonesia -- Tak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk dapat tampil secara resmi di arena tinju Amerika Serikat. Sebagian dari mereka bukan cuma bertarung untuk mengalahkan lawan yang nyata, tapi juga bertarung untuk memperjuangkan sebuah hak, yakni hak mengenakan kerudung di ring tinju.
Seperti yang dialami Amaiya Zafar yang sudah tiga tahun berlatih tinju tanpa pernah mencicipi rasanya bertanding di sebuah turnamen resmi. Perempuan berusia 16 tahun tersebut seorang muslim berkerudung.
"Ketika saya berjalan masuk ke tempat latihan tinju untuk pertama kali, saya tahu (olahraga) ini akan saya lakukan sepanjang hidup saya," kata Zafar seperti yang dikutip dari CNN, Rabu (26/4).
Di dalam ring, Zafar mengenakan kerudung, baju lengan panjang, dan celana olahraga. Namun, ia justru didiskualifikasi pada November lalu karena mengenakan kerudung dan dianggap menyalahi aturan tinju Amerika Serikat dalam berbusana di dalam ring.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pergi ke tempat latihan tinju setiap hari, kenapa saya harus berkompromi aturan berpakaian agama saya?" ucap Zafar.
Kendati begitu, Zafar tetap tekun berlatih sambil menunggu kesempatan untuk berkompetisi dalam ring.
Keluarga Zafar beserta Circle of Disipline (tempat latihan tinju Zafar) dan Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), telah membuat petisi yang ditujukan ke Asosiasi Tinju Amerika Serikat untuk menambahkan sebuah kebijakan pengecualian terhadap aturan agama.
"Pada akhirnya, jika saya dapat mengubah peraturan tinju itu, tapi tidak dapat bertanding, saya tetap menang," ujar Zafar.
Mimpi Zafar untuk menjalankan karier tinju profesional dengan berkerudung mulai mendapat sambutan positif. Juru bicara Asosiasi Tinju Amerika Serikat, Mike McActee, antusias untuk melepas sekat aturan baku tinju.
McActee mengaku antusias jika olahraga tinju dapat menarik minat berbagai lapisan masyarakat.
"Kami berada dalam proses mengubah peraturan kompetisi domestik, khususnya untuk mengakomodir aturan berpakaian yang sesuai dengan ajaran agama," tutur McActee.
"Aturan-aturan itu nanti akan memberikan kebebasan, sehingga para atlet dapat bertinju tanpa bertentangan dengan keyakinan mereka," tuturnya menambahkan.
Perjuangan Zafar dan keluarga semakin menuju kenyataan. Zafar berpeluang melakoni pertarungan resmi perdananya dengan mengenakan kerudung. Jika terealisasi, duel ini akan menjadi sejarah di dunia tinju.
Berdasarkan pernyataan CAIR, Zafar akan menjadi petinju pertama yang diperbolehkan untuk bertarung mengenakan kerudung.
"Dimulai dari satu orang. Tak peduli seberapa kecil diri Anda. Ini hanya membutuhkan satu orang untuk memicu perubahan," lanjut Zafar.
Saat ini Zafar berambisi untuk dapat tampil di Olimpiade Tokyo pada 2020. Ia sudah mengajukan petisi kepada Asosiasi Tinju Internasional untuk menambahkan pengecualiaan dalam aturan tinju terhadap petinju wanita muslim yang mengenakan kerudung.