Jakarta, CNN Indonesia -- Manchester United pernah memiliki The Class of '92, para jebolan akademi, yang begitu berjaya di Liga Inggris dan Eropa saat diasuh Sir Alex Ferguson. Sebut saja David Beckham, Ryan Giggs, dan Paul Scholes. Namun di antara jebolan The Class of '92 itu tak ada sosok bomber mumpuni.
Robbie Savage dan Collin McKee, dua penyerang utama dalam skuat muda yang menjuarai Piala FA junior 1992 itu gagal bersinar di tim utama.
Savage yang naik ke tim senior pada 1993 langsung terbuang di musim berikutnya tanpa sempat sekalipun bermain di partai resmi. Hal sama terjadi pada McKee yang berasal dari Skotlandia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kali terakhir penyerang jebolan tim muda atau akademi MU yang berjaya di level senior adalah Mark Hughes. Hughes yang kini merupakan manajer Stoke City merupakan penyerang binaan tersukses yang pernah dimiliki MU. Hughes masuk tim muda MU pada 1978 dan baru merasakan debut di tim senior pada musim 1983/84.
Ketajaman Hughes bersama MU akhirnya mengundang Barcelona guna merekrutnya di musim panas 1986. Bukan hanya Hughes yang dibawa ke Camp Nou dari Inggris. Termasuk pula penyerang Everton kala itu, Gary Lineker.
 Mark Hughes kini berprofesi sebagai juru taktik. (Reuters/Ed Sykes) |
Dalam dua periode masa bermainnya bersama MU (1980-1986) dan 1988-1995) Hughes adalah sosok penyerang yang tajam. Dia adalah pencetak gol terbanyak ke sembilan bagi MU sepanjang sejarah klub tersebut.
Total, pria asal Wales itu mencetak 163 gol dari 467 penampilannya bersama Setan Merah.
Setelah era Hughes, para penyerang jebolan akademi dan tim muda MU sulit bersaing dengan juru gedor papan atas yang direkrut dari klub lain. Setelah Savage, berikutnya publik Setan Merah sempat berharap pada Joshua King, Danny Welbeck, William Keane, hingga James Wilson.
Namun, tak ada dari mereka yang mampu menembus tim senior MU dengan mapan dan akhirnya tersingkir. Kecuali tahun lalu ketika nama Marcus Rashford muncul.
Berkah Rashford dari Absennya Para Penyerang Senior
Rashford yang mulai belajar sepak bola di akademi MU pada 2005 silam kini bisa disaksikan secara reguler berada di tim senior MU. Dia mampu menggeser posisi Wayne Rooney, tapi agak sulit bersaing dengan Zlatan Ibrahimovic sepanjang musim ini.
Dan, absennya Ibrahimovic karena cedera bulan ini telah menjadi berkah tersendiri bagi penyerang belia Manchester United, Marcus Rashford.
Pemuda berusia 19 tahun itu mendapatkan panggung kembali untuk menunjukkan ketajamannya ke gawang-gawang lawan MU.
 Wayne Rooney (kiri) dan Zlatan Ibrahimovic (kanan) dua penyerang senior dalam skuat Manchester United musim ini. (Reuters / Darren Staples) |
Dalam sebulan terakhir, Rashford kerap mencetak gol ke lawan-lawan yang dihadapi MU. Atas Anderlecht yang membuat MU lolos ke semifinal Liga Champions, juga atas Sunderland dan Chelsea dalam lanjutan Liga Inggris.
Saat laga terakhir, kala menang di kandang Burnley, Rashford tak mencetak gol. Ia hanya bermain 20 menit sebagai penganti Jesse Lingard pada babak kedua.
Malam nanti, MU harus melakoni laga derby melawan Manchester City di Stadion Etihad. Pada laga tersebut, Rashford memiliki peluang untuk dimainkan sejak awal. Dia bisa jadi pilihan utama Manajer Mourinho untuk menjadi ujung tombak karena Anthony Martial yang masih angin-anginan.
Rashford sendiri memiliki bekal berharga kala melawan ManCity. Dari tiga laga yang pernah dilakoninya melawan City, MU menang dua kali dan kalah sekali. Dalam pertemuan paruh kedua musim lalu saat menghadapi ManCity di Etihad, Rashford merupakan pencetak gol tunggal untuk kemenangan MU kala itu.
Itu bisa menjadi alasan bagus bagi Mourinho untuk menempatkan Rashford di ujung tombak dibandingkan Rooney atau Martial pada malam nanti.
Kehadiran Rashford di lapangan hijau pun bisa menghapus dahaga publik Setan Merah akan penyerang bertaji yang merupakan produk akademi sepak bola sendiri. Rashford yang lahir di Manchester pada 1997 silam itu menarik perhatian usai debut di paruh kedua musim lalu.
Rashford mengejutkan publik sepak bola ketika mengisi pos yang ditinggal Rooney karena cedera. Bahkan, setelahnya justru Rashford menggeser posisi Rooney ke lini tengah. Termasuk di timnas Inggris saat Piala Eropa 2016.
Memang terlalu dini menilai Rashford bisa mengulang prestasi jebolan akademi MU setelah era Mark Hughes. Tapi, setidaknya harapan itu masih ada dengan terjaganya kiprah Rashford di lini depan Setan Merah.