Jakarta, CNN Indonesia -- Cesc Fabregas mungkin bukan pilihan utama dalam strategi Antonio Conte di Chelsea. Namun, gelandang berusia 30 itu tetap menunjukkan kiprahnya sebagai raja assist.
Pada awal pekan ini, Fabregas memberikan assist untuk gol pamungkas Chelsea saat mengalahkan Middlesbrough 3-0, Senin (8/5). Gol yang dilesakkan Nemanja Matic membawa Chelsea selangkah menuju titel juga Liga Inggris dan mengantar Middlesbrough menemui jurang degradasi.
Assist Fabregas untuk Matic dalam laga di Stamford Bridge itu menjadi yang kesepuluh baginya sepanjang musim ini di Liga Primer. Bagi Fabregas itu membuat dirinya mencatat rekor mampu memberi setidaknya 10 assist dalam enam musim berbeda Liga Primer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fabregas adalah pesepakbola pertama yang mencatat rekor konsisten jumlah assist, bahkan mengalahkan raja assist yang bermain sepanjang kariernya untuk Manchester United: Ryan Giggs.
Fabregas kali pertama menembus setidaknya sepuluh assist adalah pada musim 2007/08. Kala itu ia masih bermain untuk Arsenal dan menyumbang 20 assist bagi timnya. Jumlah itu adalah torehan assist terbanyak Fabregas di Liga Primer. Saat ikut membawa Chelsea menjadi juara pada musim 2014/15, Fabregas yang baru didatangkan dari Barcelona itu menyumbang 19 assist bagi The Blues.
Raja Assist yang Tak Dapat Tempat UtamaKiprah Fabregas di lini tengah memang menjadi penyeimbang guna mengatur serangan lewat umpan-umpan ajaibnya.
Dalam laga melawan Middlesbrough ia tercatat berhasil melakukan enam operan kunci dari total 114 operan. Persentase operannya yang sukses mencapai 84,2 persen.
Namun, peran Fabregas yang menjadi kunci lini tengah Jose Mourinho di Chelsea saat didatangkan pada 2014 tak begitu terlihat musim ini bersama manajer Antonio Conte.
Sepanjang musim ini, hingga pekan ke-36 Liga Inggris, Fabregas baru bermain 26 kali dalam skuat The Blues. Namun, dari semua itu ia 15 kali masuk dari bangku cadangan.
"Ini tidak mudah dan orang-orang mengatakan kepada saya, saya bukanlah tipe pemain bagi Antonio Conte dan oleh karena itu saya seharusnya pergi. Namun, saya suka akan tantangan," ujar pria yang sebelumnya membela Arsenal dan Barcelona tersebut seperti dikutip dari
Goal.
Di lini tengah, cara bermain Fabregas memang tersingkir oleh peran N'Golo Kante yang didatangkan Conte dari Leicester City. Cedera yang dialami Kante telah memberi kesempatan bagi Fabregas merasakan lagi bermain 90 menit setelah kali terakhir pada pertengahan Maret silam.
"Saya masih harus sabar dan bermain untuk tim dan semoga saja kami bisa memenangi gelar [Liga Inggris] dan lainnya [Piala FA]. Saya bangga atas apa yang telah saya lakukan dan bangga atas tim ini," tutur Fabregas yang tahun ini berusia ke-30.
Pilihan Fabregas tampaknya tepat untuk bertahan di Chelsea. Musim depan skuat The Blues akan berlaga di Liga Champions. Conte pastinya membutuhkan peran pemain matang. Itu bisa didapatkan salah satunya dari Fabregas untuk memberikan operan kunci dari lini tengah seperti Andrea Pirlo ketika masih melatih Juventus.
Fabregas memang tak bermain penuh setiap pekannya. Namun dengan kehadiran dirinya lini tengah Chelsea bukan hanya kuat, tapi juga cerdas.