Jakarta, CNN Indonesia -- Juara Dunia MotoGP 2006, Nicky Hayden, meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif lima hari pascatertabrak mobil, Senin (22/5).
Hayden tertabrak mobil ketika dirinya sedang berlatih bersepeda di kota pesisir Italia pada 17 Mei lalu. Terlepas dari telah meninggalnya Hayden karena cedera serius setelah dirawat intensif selama lima hari di Cesena, polisi Italia masih menjalani penyelidikan atas kasus kecelakaan tersebut.
Seperti dilansir dari
GP One, penyelidikan dini menilai Hayden tak fokus memerhatikan rambu berhenti di perempatan sebelum tertabrak mobil di Rimini, Italia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian wilayah Riccione mendapatkan kesimpulan sementara itu berdasarkan rekaman video kualitas gambar tinggi dari kamera pengawasan di sebuah rumah tak jauh dari persimpangan tempat kecelakaan terjadi.
Hipotesis lain selain tak fokus memerhatikan rambu lalu lintas, perhatian Hayden terganggu karena musik yang ia dengar lewat headphones yang dipakai saat melajukan sepedanya.
Itu masih kesimpulan sementara, karena polisi masih melakukan penyelidikan serta meminta keterangan dari saksi termasuk supir yang mobilnya menabrak Hayden.
Sementara itu, juara dunia GP500 (sekarang MotoGP) 1993, Kevin Schwantz mengatakan dirinya sempat bertemu dengan Hayden sebelum tragedi itu terjadi. Schwantz berada di Italia dalam rangka membantu peluncuran penjualan motor pabrikan Jepang di negara tersebut.
“Saya sedang
jogging dari Gabicce Mare menuju Riccione, ketika saya bertemu Nicky yang juga sedang berlatih di pinggir laut dekat Cattolica - dia memanggil - kami kemudian berlari bersama sementara, kemudian kami saling mengucapkan selamat tinggal,” ujar Schwantz.
Setelah berlari bersama tersebut, mantan pebalap asal Amerika Serikat yang kini berusia 52 itu mengatakah Hayden mengajaknya untuk bersepeda pada sore harinya.
“Saya katakan tidak bisa, karena saya tak membawa sepeda saya ke sini. Kemudian beberapa jam setelahnya saya mendengar tentang kecelakaan tersebut,” ujar Schwantz. “Saya sulit untuk menerimanya. Saya berkata dalam hati apakah akan berbeda jika kami bersepeda bersama, tapi siapa yang tahu, mungkin kami sedang bersama di suatu tempat saat ini."