Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang suporter klub sepak bola Millwall, Roy Larner, terluka di bagian kepala, dada, dan tangan. Luka-luka tersebut ia dapatkan ketika membela diri melawan teroris di sebuah bar dan restoran bernama Black & BLue yang terletak di Borough Market, Inggris.
Suporter klub asal London itu mengungkapkan kisahnya setelah selamat dari delapan tusukan oleh sekelompok penyerang di London Bridge. Ia melawannya dengan tangan kosong.
"Persetan kalian, saya Millwall!" kata pria 47 tahun tersebut saat kejadian, seperti yang dikutip dari
The Guardian, Rabu (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Millwall merupakan sebuah klub profesional sepak bola yang berasal dari Bermondsey atau London bagian tenggara. Tim tersebut berkompetisi di kasta kedua sepak bola Inggris.
Larner kemudian dilarikan ke Rumah Sakit St. Thomas untuk dioperasi dalam kondisi kritis pada Minggu (4/6). Belakangan diketahui para penyerang Larner adalah sekelompok teroris bernama Youssef Zaghba keturunan Italia-Maroko, beserta rekannya Khuram Butt dan Rachid Redouane.
Kini ia sudah siuman dan kondisinya membaik. Ia pun menceritakan aksi nekat yang diakuinya takkan pernah ia lupakan seumur hidup.
 Aksi simpati warga London yang berduka cita terhadap korban serangan teror di London Bridge. (AFP PHOTO / Andy Buchanan) |
Kejadian bermula saat tiga orang masuk ke dalam restoran dengan membanting pintu.
"Mereka membawa pisau panjang dan mulai berteriak Allah. Lalu, 'Islam, Islam, Islam'. Seperti orang idiot, saya berteriak balik kepada mereka," ucap Larner mengenang aksi beraninya itu.
"Saya pikir, 'Saya perlu membereskan para bajingan ini'. Saya maju sedikit ke arah mereka dan berkata, 'Persetan kalian, saya Millwall'. Mereka kemudian menyerang saya," ucapnya menambahkan.
Millwall memang salah satu klub sepak bola Inggris yang memiliki hooligan garis keras yang disegani karena keberaniannya di Inggris. Rival hooligan Millwall di Inggris, terutama London, adalah suporter garis keras West Ham United.
Lebih lanjut, Larner mengatakan aksi tersebut ia lakukan secara spontan. Ia mengakui tidak memikirkan tentang keselamatannya pada saat itu.
"Saya masih mampu mengendalikan diri saya sendiri," ujarnya.
Kota London saat ini masih dalam keadaan duka lantaran sebelumnya sebuah van menabrak pejalan kaki dan beberapa orang telah ditikam di kawasan London Bridge dan Borough Market pada Sabtu (3/6). Insiden tersebut terjadi sebelum pemilihan parlementer Inggris yang berlangsung hari ini, Kamis (8/6).
 (CNN Indonesia/Asfahan Yahsyi) |