Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar 18 tahun silam, pemuda 19 tahun asal Salatiga merasa gelisah tak karuan ketika tiba di mes Persija Jakarta untuk kali pertama. Ia tak bisa memejamkan mata sepanjang malam lantaran tak sabar berlatih di skuat tim Ibu Kota.
Ya, pemuda 'ingusan' itu adalah Bambang Pamungkas. Pemain jebolan Diklat Salatiga yang mencuri perhatian tim Ibu Kota berkat penampilan impresif dengan menyabet gelar pemain terbaik di ajang Hari Olahraga Nasional 1996.
"
Kake'ane (makian orang Salatiga) kayak ngimpi ini. Dulu cuma kepikiran untuk bisa main di PSIS Semarang atau Arseto Solo (dua klub profesional terdekat dari rumah).
Eh, sekarang malah
nyangkut di Persija Jakarta. Klub papan atas yang isinya pemain top semua," ujar Bambang dalam laman
blog pribadinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, Bambang punya motivasi berlipat untuk menjadi bintang. Ia bertekad bisa menyaingi level salah satu striker terbaik Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, yang memang menjadi idolanya sejak kecil.
Sebelum menyetujui pinangan Persija, Bambang memang sudah menjadi buah bibir berkat torehan tujuh gol di Piala Asia U-19. Hal ini membuka jalan baginya untuk melakoni debut di Timnas senior pada 2 Juli 1999.
Kala itu, Indonesia menjajal Lithuania dalam sebuah laga persahabatan. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, sukses menyumbang satu gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.
Pengalamannya di Timnas senior menjadi modal untuk mengikis rasa canggung bermain di skuat bertabung bintang di tim Ibu Kota.
Benar saja, pemuda kelahiran Semarang itu langsung mencuri perhatian sejak musim pertamanya bersama Persija. Ia sukses mengemas 24 gol dari 30 penampilan di musim 1999/2000.
Meski sempat hijrah ke EHC Norad (Belgia) dan Selangor FA Malaysia, Bambang selalu kembali ke Persija yang dianggap sebagai rumah keduanya jika harus kembali berkarier di Indonesia.
Bepe, begitu Bambang akrab disapa, kini genap 18 tahun berseragam Macan Kemayoran. Sebuah bentuk loyalitas yang membuat namanya selalu tersimpan di hati The Jakmania.
Apalagi ketajamannya dalam urusan menjebol gawang belum tertandingi di Persija hingga kini. Bepe tercatat sebagai pemain paling produktif Macan Kemayoran dengan torehan 186 gol.
Hubungan Bepe-Persija Sempat MemanasMeski dicintai pemain dan suporter (The Jakmania), bukan berarti Bepe tak pernah bersitegang dengan jajaran petinggi klub. Sebabnya adalah kasus penunggakan gaji berkepanjangan sejak akhir musim 2012.
Bepe bahkan lebih memilih vakum di sepak bola pada 2013 dan menolak bermain di Persija yang belum mampu melunasi seluruh gaji pemain.
Pemain yang identik dengan nomor punggung 20 itu nekat melayangkan somasi sebanyak tiga kali kepada manajemen tim yang kala itu dipimpin Ferry Paulus. Mantan pemain Selangor FC itu juga mengancam akan membawa kasusnya ke meja hijau.
Beruntung sengketa Bepe dan Persija akhirnya tuntas secara kekeluargaan yang turut dimediasi PSSI pada 18 Desember 2013.
Namun, nasi sudah menjadi bubur. Penyerang kelahiran Semarang, 10 Juni 1980, itu sudah lebih dulu meneken kontrak dengan Pelita Bandung Raya (PBR) yang saat itu mencoba menerapkan kontrak pemain secara profesional di musim 2014.
Seakan tak mau lepas dari 'rumahnya', Bepe kemudian kembali gabung Persija di akhir musim 2014. Kecintaanya pada Persija dibuktikan dengan kesepakatan kontrak tiga tahun.
"Rasa cinta mengalahkan segalanya. Jadi yang paling realistis buat saya adalah Persija," ujar Bepe dalam acara BEPE20Bicara di Usmar Ismail, Jakarta, 24 April 2016.
Melawan Keterbatasan UsiaHari ini, Sabtu (10/6), Bepe genap 37 tahun. Usia yang tak lagi ideal bagi pesepakbola. Kendati begitu, dia masih berambisi untuk mengukir sejarah manis di tim yang membesarkan namanya.
Risiko menjadi pemain cadangan harus ditanggung. Bepe pun rela menjadi penghangat bangku cadangan di bawah kendali Stefano 'Teco' Cugurra.
Musim ini, Bepe baru dua kali turun sebagai starter dari total delapan pertandingan Persija di Liga 1. Ia kalah bersaing dengan duo bomber asal Brasil, Bruno Lopes dan Carlos Junior.
Namun, ia mengaku tak mempermasalahkan keputusan yang diambil sang pelatih. Harapan terbesarnya adalah bisa mempersembahkan gelar juara sebelum benar-benar memutuskan pensiun dari sepak bola.
"Cepat atau lambat saya akan berpisah dengan tim ini. Suatu saat nanti bisa jadi saya juga akan menjadi bagian dari tim lain. Namun di mana pun saya berada, Persija Jakarta tidak akan pernah dapat dihapus dari diri perjalanan hidup saya. Tidak ada yang dapat menghilangkan bongkahan kisah kasih antara saya dan Persija Jakarta."
Tak hanya menjadi legenda Persija, Bambang Pamungkas juga telah memberikan sumbangsih besar terhadap timnas Merah Putih. Ia adalah pemegang rekor caps terbanyak (77 penampilan) dan juga pencetak gol terbanyak (36 gol) di timnas Indonesia. Sebuah rekor yang hingga kini belum terpecahkan.
Meski belum berhasil menyumbang gelar bagi Timnas, namun tak dapat dimungkiri Bepe telah menjadi inspirasi para talenta muda yang tengah meniti karier. Jadi, selamat ulang tahun kapten!