Curhatan Atlet Karate Jelang SEA Games 2017 Malaysia

CNN Indonesia
Sabtu, 10 Jun 2017 13:37 WIB
SEA Games 2017 Malaysia tinggal delapan pekan lagi, namun ada beberapa ganjalan yang membuat atlet merasa tak nyaman menjalani pemusatan latihan.
Persiapan atlet karate menjelang SEA Games 2017 terkendala masalah. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- SEA Games 2017 Malaysia tinggal delapan pekan lagi, namun ada beberapa ganjalan yang membuat atlet merasa tak nyaman menjalani pemusatan latihan. Selain penundaan gaji, masih ada beberapa kendala yang mengganggu persiapan atlet.

Jintar Simanjuntak, karateka senior yang kini kembali masuk pelatnas, tak segan untuk mengutarakan unek-uneknya di hadapan Menpora Imam Nahrawi yang datang mengunjungi lokasi latihan karate di Apartemen Belleza, Permata Hijau, Jakarta, Jumat (9/6).

Bukan hanya soal molornya uang saku dan honor yang dialaminya selama dua bulan terakhir, tapi ternyata masih sederet persoalan yang harus dihadapi para atlet selama menjalani pemusatan latihan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelatnas karate terdiri atas 10 atlet putra dan 10 putri yang terbagi jadi dua disiplin, Kata dan Kumite. Mereka ditemani tujuh ofisial termasuk pelatih dan manajer di dalamnya.

Pada SEA Games 2017 Malaysia, karate menargetkan dua medali emas dari kedua disiplin. Namun, pelatih kepala karate Philip King enggan menyebut nomor mana yang berpeluang medali.

Ketatnya persaingan membuat para atlet dipecut untuk terus bekerja keras demi mencapai target. Pasalnya, setelah masuk dalam cabang olimpiade, persaingan karate di wilayah Asia Tenggara kian merata.

Namun, target tinggi yang dipasang tidak setara dengan dukungan yang diberikan pemerintah. Padahal, mereka sudah berlatih setiap 2-3 jam sehari selama dua kali sehari, bahkan sambil menjalankan ibadah puasa.

Sedikitnya ada empat kendala yang disampaikan Jintar mewakili teman-temannya di pelatnas. Selain uang saku dan honor yang belum diterima sejak April lalu, mereka juga meminta dukungan untuk program uji coba mulai 19 Juni mendatang.

Rencananya, untuk disiplin Kata (seni) ada delapan atlet plus dua pelatih yang akan berlatih di Jepang. Sedangkan disiplin Kumite (tarung) akan ke Marseille, Perancis dengan memberangkatkan 12 atletnya.

"Ini penting karena waktu kota tinggal delapan minggu jelang SEA Games 2017. Kami butuh try out ini karena Malaysia, tuan rumah juga sekaligus musuh utama kami. Mohon dukungannya," kata Jintar.

Setelah pemusatan latihan di luar negeri, karateka nasional akan langsung mengikuti Kejuaraan Asia di Astana, Kazhakstan 9-16 Juli. Ini jadi uji coba terakhir sebelum tampil di SEA Games 2017.

"Kami juga tidak punya peralatan latih-tanding yang lengkap. Kami sangat butuh ini. Yang kami pakai sekarang dari FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia) dan harus ganti-gantian kalau mau tanding," ungkap Jintar lagi.

Pasalnya, peraturan yang digunakan di setiap kejuaraan karate saat ini sangat ketat. Jintar pun mencontohkan aturan ketika sepatu atau sarung tangan yang digunakan kotor, atau ada bekas pakai (biasanya baret berwarna putih), atlet akan diusir wasit keluar lapangan dan tidak boleh mengikuti pertandingan.

Kondisi tersebut kian miris lantaran mereka tetap semangat menjalani latihan meski serba kekurangan.

Dibongkarnya kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan untuk Asian Games juga membuat mereka harus mengungsi ke apartemen yang berada di kawasan Jakarta Selatan tersebut. Mereka menjalani latihan sekaligus tinggal di sana.

Masalahnya, akomodasi penginapan mereka belum dibayarkan dua bulan terakhir. Kondisi itu membuat para atlet segan untuk meminta bantuan kepada petugas hotel dalam memenuhi kebutuhan mereka.

"Kami mohon kepada Pak Menteri untuk mendukung segala kebutuhan kami," pintanya.

Pada gelaran SEA Games 2011, Indonesia tampil sebagai juara umum di cabang karate dengan raihan 10 medali emas, dua perak, dan empat perunggu. Di event yang sama dua tahun kemudian di Myanmar, Indonesia berada di peringkat ketiga lewat dua emas tujuh perak dan tujuh perunggu.

Menanggapi hal itu, Menpora Imam mengatakan pihaknya tengah mengurai segala bentuk keruwetan yang ada dalam proses pemenuhan kebutuhan para atlet. Terlebih, dalam penggunaan uang negara harus dikelola secara profesional.

"Kami paham betapa pentingnya kebutuhan peralatan, suplemen, dan tempat supaya dapat jalan keluar yang cepat. Saya ingin memastikan Senin (12/6), semua sudah dibayar," ujarnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER