Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana Paris Saint-Germain (PSG) merekrut Neymar mulai menimbulkan resistensi. Bukan hanya dari Barcelona, pihak operator La Liga Spanyol juga bereaksi keras terhadap rencana klub raksasa Perancis tersebut.
Presiden La Liga, Javier Tebas, bakal protes ke induk sepak bola Eropa (UEFA). Dasarnya, Tebas menilai PSG bisa melanggar aturan
Financial Fair Play (FFP) dengan melakukan pemborosan besar membeli Neymar.
PSG dikabarkan telah sepakat untuk membayar nilai klausul pelepasan di kontrak Neymar bersama Barcelona seharga €222 juta (setara Rp3,5 triliun). Namun, angka itu bisa naik hingga €300 juta untuk membayar pajak kepindahan Neymar.
Tebas tetap akan melaporkan PSG terkait pelanggaran terhadap FFP seandainya pun klub tersebut tak membayar klausul pelepasan dari Barca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden PSG (Nasser Al Khelaifi) sudah kami peringatkan dan kami lihat politik dari klub terus berlanjut pada kasus yang sama," terang Tebas seperti dikutip dari
AS.com.
Ia menilai, PSG tak akan mampu mendapatkan pemasukan melewati Real Madrid dan Barcelona dalam hal hak siar.
"Tak ada yang akan memercayai hal itu. Kami sudah melakukan kajian mendalam secara ekonomi dan hal itu tak akan mungkin," ujar Tebas.
"Itu artinya, suntikan dana besar-besaran dari perusahan Qatar jelas menyalahi aturan UEFA soal Financial Fair Play (FFP) dan peraturan persaingan ekonomi Uni Eropa. Inilah yang akan kami laporkan."
FFP dibuat UEFA untuk klub-klub profesional liga-liga Eropa untuk menjamin kesehatan keuangan klub. UEFA membuat aturan itu agar klub tidak mudah menghamburkan uang besar tanpa memperhatikan pemasukan.