Jakarta, CNN Indonesia -- Timnas Indonesia butuh kemenangan dengan banyak gol untuk menjamin tiket semifinal berada di tangan. Ada satu celah yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia, yaitu kelemahan Kamboja menghadapi situasi bola mati.
Kamboja telah kebobolan 10 gol dalam empat laga yang dilalui di penyisihan grup B. Itu berarti rata-rata Kamboja kemasukan 2,5 gol per pertandingan.
Dengan rataan itu, maka peluang Timnas Indonesia untuk mencetak tiga gol untuk mengamankan tiket semifinal di tangan menjadi sebuah hal yang logis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Timnas Indonesia harus bisa memaksimalkan skema bola mati lawan Kamboja. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) |
Dari 10 gol yang bersarang di gawang Kamboja, lima di antaranya terjadi lewat situasi bola mati. Hal ini yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk membobol gawang Kamboja.
Pada lima gol yang bersarang lewat situasi bola mati tersebut, tiga diantaranya terjadi lewat tendangan bebas, dan dua sisanya lewat sepak pojok serta tendangan penalti.
Tendangan bebas yang bersarang di gawang Kamboja berasal dari Ha Duc Chinh, Nguyen Cong Phuong (Vietnam) dan Kouichi Belgira (Filipina).
Untuk kategori sepak pojok, gol pertama Filipina yang dicetak Reymart Cubon berawal dari sepak pojok yang diteruskan oleh sundulan kepala.
Sementara satu proses gol bola mati yang bersarang di gawang Kamboja lainnya berasal dari penalti Nattawut Sombatyotha asal Thailand.
Namun Timnas Indonesia sendiri sejauh ini belum bisa memanfaatkan situasi bola mati dengan baik. Dari empat laga yang telah dimainkan, Indonesia hanya sanggup melesakkan satu gol lewat skema bola mati, yaitu saat Septian David mencetak gol penalti lawan Thailand.