Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- “Buset timnas Vietnam ke final Piala Asia U-23,” ujar teman saya di meja redaksi pada Selasa malam. Sebuah pernyataan yang membuat saya lesu sekaligus terkejut ketika mendengarnya.
Saya bingung harus bereaksi apa mendengar pernyataan teman saya itu. Perasaan dalam hati campur-aduk. Bagaimana bisa tim yang disingkirkan Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2017 mampu melangkah ke final Piala Asia U-23.
Hanya dalam hitungan bulan, timnas Vietnam mampu menjelma dari tim yang gagal lolos babak grup SEA Games 2017, ke tim yang mampu melangkah ke final Piala Asia U-23. Bahkan Thailand U-23, yang merupakan tim juara di SEA Games 2017, gagal lolos grup.
 Timnas Vietnam menjadi tim pertama dari Asia Tenggara yang mampu ke final Piala Asia U-23. (AFP PHOTO / Mohd RASFAN) |
Timnas Indonesia U-23 asuhan Luis Milla melalui fase penampilan yang sama dengan timnas Vietnam. Timnas Indonesia U-23 gagal di babak kualifikasi Piala Asia, merebut medali perunggu SEA Games 2017, dan kemudian gagal menjadi juara Tsunami Cup 2017 di Aceh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke sukses timnas Vietnam. Hasil itu juga membuat saya lesu. Saya lantas bertanya dalam hati, “Kenapa Vietnam bisa, Timnas Indonesia tidak bisa?”. Apa yang Vietnam lakukan di negaranya dengan sepak bola yang kita tidak lakukan. Apakah liga mereka lebih baik, hingga bisa menghasilkan pemain-pemain muda yang luar biasa?
Secara peringkat kompetisi sepak bola di Asia, Vietnam memang unggul jauh atas Indonesia. Berdasarkan data Konfederasi Sepak Bola Asia [AFC] per tanggal 24 Januari 2018, Vietnam berada di posisi 17. Sementara Indonesia jauh berada di posisi 24. Vietnam bahkan unggul atas Yordania, Kuwait, dan Bahrain.
 Suporter timnas Vietnam merayakan sukses tim asuhan Park Hang-seo di Piala Asia U-23. (AFP PHOTO / HOANG DINH NAM) |
Entah apa yang dilakukan Asosiasi Sepak Bola Vietnam (VFF) dengan timnas U-23 mereka. Banyak faktor yang membuat timnas Vietnam sukses ke final Piala Asia U-23, namun faktor itu bukan keberuntungan. Jangan bicarakan faktor keberuntungan di depan pelatih timnas Vietnam U-23, Park Hang-seo.
“Tim saya pantas ke final. Tidak ada keberuntungan yang bisa membuat keajaiban. Keajaiban datang dari darah dan keringat,” ujar Hang-seo usai Vietnam mengalahkan Qatar di babak semifinal Piala Asia U-23 2018.
Hang-seo merupakan salah satu kunci sukses hingga Vietnam mampu melangkah ke babak final. Padahal Vietnam memiliki salah satu skuat yang paling muda di Piala Asia U-23, yakni dengan rata-rata 20,7 tahun. Vietnam hanya kalah dari Qatar yang skuatnya memiliki rata-rata usia 19,3.
Apa yang dilakukan timnas Vietnam U-23 cukup fenomenal. Vietnam menjadi tim pertama asal Asia Tenggara yang mampu melangkah ke final Piala Asia U-23. Bahkan tim senior Vietnam kali terakhir lolos ke Piala Asia pada 2007 ketika menjadi tuan rumah. Sebelum menjadi tuan rumah Piala Asia 2007, kali terakhir tampil di Piala Asia adalah pada 1960.
 Indonesia punya semua sumber daya untuk meraih sukses di sepak bola Asia. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro) |
Timnas Indonesia lebih sering bermain di Piala Asia ketimbang Vietnam. Meski kali terakhir juga tampil di Piala Asia 2007, tim Garuda empat kali beruntun tampil di Piala Asia sepanjang 1996 hingga 2007. Di level U-23, Timnas Indonesia belum pernah tampil di turnamen yang kali pertama digelar pada 2014 tersebut.
Saya tidak ragu Timnas Indonesia U-23 juga bisa melangkah ke putaran final Piala Asia U-23 dan mengikuti jejak Vietnam. Kenapa? Karena PSSI berisikan orang-orang hebat dan sangat mengerti sepak bola. Setidaknya dari pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan pihak PSSI, mulai dari Ketua Umum, Sekjen, hingga Direktur Media, cukup meyakinkan saya yang kurang paham masalah manajemen sepak bola. Mereka tahu apa yang mereka bicarakan dan paham sepak bola.
Tinggal bagaimana PSSI menjalankan semua rencana dengan konsisten, bukan hanya sekadar wacana-wacana. PSSI belakangan juga sangat fokus mengembangkan sepak bola muda, termasuk mewajibkan pemain U-23 bermain di klub-klub Liga 1.
Mudah-mudahan keyakinan saya tidak salah, hingga kita bisa melihat Timnas Indonesia kita meraih sukses seperti Vietnam. Tapi, untuk sementara saya hanya bisa lesu melihat Vietnam menghadapi Uzbekistan pada final Piala Asia U-23 di Changzhou, China, 27 Januari mendatang.