Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Putri Indonesia menelan kekalahan telak dari Jepang dengan skor 0-3 pada babak semifinal
Kejuaraan Beregu Asia di Malaysia, Sabtu (10/2). Meski kalah telak, Indonesia mampu memberikan perlawanan sengit pada Jepang dalam tiga laga yang dimainkan.
Kabid Binpres PBSI Susy Susanti memuji perjuangan para pemain Indonesia di ajang ini. Bagi Susy, Greysia Polii dan kawan-kawan sudah berjuang maksimal.
"Kami sudah memprediksi akan berat lawan Jepang namun perjuangan atlet sudah maksimal. Lolos ke putaran final Piala Uber adalah target utama dan hal itu sudah dipenuhi oleh tim putri."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski hari ini kalah, namun bisa dilihat perjuangan para pemain. Kami melihat ada kemajuan dan ini membuktikan bahwa mereka sebenarnya mampu bersaing," kata Susy seperti dikutip dari rilis resmi PBSI.
Susy lalu memberikan penilaian pada para pemain yang berlaga di duel lawan Jepang.
 Susy Susanti memuji penampilan tim putri Indonesia meski kalah dari Jepang. (Dok. PBSI) |
"Fitriani sudah mulai mantap polanya. Ia bisa mengalahkan Chen Yufei dan bisa bersaing dengan Akane Yamaguchi dan P.V Sindhu. Untuk Gregoria, dia harus dadar bahwa dia bukan di kelas junior lagi, jadi standarnya harus ditingkatkan. Greysia/Apriyani punya kesempatan menang namun tadi ada faktor non-teknis."
"Hasil ini jadi modal untuk Piala Uber. Tim ini mendapatkan kepercayaan diri, keyakinan, dan pengalaman. Waktu Piala Uber tinggal tiga bulan lagi dan lawan tak akan berbeda jauh dari yang mereka hadapi di kejuaraan ini," ucap Susy.
Pada tiga laga yang dimainkan, pemain-pemain Indonesia selalu memberikan perlawanan sengit hingga laga berakhir dengan rubber gim. Mulai dari Fitriani, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, dan Gregoria Mariska berhasil memaksa lawan-lawan untuk menampilkan level permainan terbaik.
Fitriani kalah 21-17, 13-21, dan 17-21 dari Akane Yamaguchi, Greysia/Apriyani tumbang 22-20, 19-21, dan 8-21 dari Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo, sedangkan Gregoria takluk 5-21, 21-19, dan 15-21 dari Nozomi Okuhara.
 Greysia Polii/Apriyani Rahayu kalah tenang di momen-momen genting pada gim ketiga. (Dok. Humas PBSI) |
Kekalahan dengan skor ketat di tiap laga ini menjadi modal bagus bagi tim putri Indonesia saat berlaga di Piala Uber, Mei mendatang.
"Saya sering ragu-ragu di gim kedua jadi banyak melakukan kesalahan. Laga di gim ketiga sejatinya cukup sengit, namun kami kurang sabar mengatasi situasi."
"Banyak pelajaran yang saya peroleh di laga ini. Insya Allah saya bisa bersaing di level seperti Akane bila konsisten," kata Fitriani.
Hal senada juga dialami oleh Apriyani yang mengaku masih kurang tenang di fase-fase krusial saat menghadapi Ayaka/Misaki.
"Dari permainan saya sudah bisa (mengimbangi), namun dari segi pikiran belum bisa. Mereka pengalamannya banyak, dan kami di poin-poin kritis masih kurang tenang," tutur Apriyani.
 Susy Susanti berharap Gregoria Mariska bisa meningkatkan standar level permainan miliknya. (Dok. Humas PBSI) |
Gregoria pun merasa punya peluang mencuri poin dari Nozomi, namun tidak bisa memaksimalkan hal tersebut.
"Sebetulnya sayang juga tadi seharusnya saya bisa menyumbang poin agar partai selanjutnya berlanjut. Saya punya kesempatan karena Nozomi baru pulih dari cedera," kata Gregoria.
(har)