Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Indonesia untuk Polandia Peter F Gontha turut bangga dengan bergabungnya Egy Maulana Vikri ke Lechia Gdansk. Ia menyebut siap untuk memberikan bantuan kepada gelandang Timnas Indonesia itu jika dibutuhkan.
Peter kepada
CNNIndonesia.com, Peter mengatakan nama Indonesia saat ini mendapatkan sorotan lebih dari pemerintah Polandia. Selain bulutangkis, Indonesia kini mulai merambah ke Polandia lewat sepak bola menyusul kehadiran Egy Maulana yang belakangan menjadi pembicaraan di media-media lokal Polandia.
"Ini bukan yang pertama di bidang olahraga. Sebelumnya juga ada pelatih Polandia yang melatih di Indonesia. Jadi kedatangan Egy mempunyai latar belakang yang cukup," kata Peter, Senin (12/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pelatih Polandia Marek Janota pernah bersentuhan dengan sepak bola Indonesia. Ia pernah membawa Persija Jakarta juara Perserikatan PSSI pada musim kompetisi 1978/1979.
Di sisi lain, Peter mengaku belum berjumpa secara langsung dengan Egy Maulana sejak resmi berseragam Lechia Gdansk. Ia berharap bisa mengatur jadwal pertemuan dengan pesepakbola berusia 17 tahun asal Medan tersebut.
Kendati demikian, Peter tak mau mengusik jadwal yang telah dibuat Egy Maulana bersama Lechia Gdansk.
 Egy Maulana meningkatkan popularitas Lechia Gdansk yang kini berada di peringkat bawah Liga Polandia. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono) |
"Kalau dukungan buat Egy bisa setiap waktu. Tapi bergabungnya Egy dengan Lechia Gdansk adalah kesepakatan profesional antara klub dengan pemain. Egy akan menjalani jadwal dan agenda yang penuh bersama klubnya. Jadi, saya tak mau ganggu jadwalnya dulu," ujar Peter.
Terkait masalah bahasa, Peter mengatakan KBRI juga akan membantu jika dibutuhkan. Tapi berbekal bahasa Inggris yang mumpuni dirasa cukup buat Egy berkomunikasi selama di Polandia.
Jika harus belajar bahasa Polandia, tim dan manajemen Lechia Gdansk disebut Peter bakal lebih dulu mengajarkan Egy.
"Masalah bahasa Egy akan lebih mendapatkan perhatian dari klub daripada kami. Tapi kami tetap pantau kebutuhan lain yang diperlukan. Ini merupakan bagian dari perlindungan yang kami berikan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di sini."
"Kami memonitor semua kegiatan yang terjadi. Tapi kami harus bedakan perlindungan untuk warga dan mereka yang punya kontrak profesional dan kesepakatan komersial seperti Egy," ujar Peter.
(jun)