Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus penunggakan gaji pemain kembali terjadi di dunia sepak bola Indonesia. Terakhir, PSIM Yogyakarta belum membayar gaji tiga pemain asingnya di Divisi Utama 2011/12.
Pelaksana Tugas Ketua Umum
PSSI Joko Driyono mengatakan masalah penunggakan gaji pemain tak hanya terjadi di PSIM saja. Namun, Joko membenarkan kasus yang menimpa PSIM sudah masuk ke ranah FIFA.
"Jadi singkat cerita, ini bukan masalah PSIM saja dan ini bukan hal yang luar biasa dalam artian ini bukan kasus hal yang rumit, yang jadi persoalan kan klub tak mampu bayar, itu sederhana."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tidak mau bayar ya dihukum, masalahnya apa?" kata Joko Driyono ketika dihubungi
CNNIndonesia.com.
Joko menyebut ada klub lainnya yang juga mengalami masalah tunggakan gaji. Sedikitnya, ada dua klub lain yang juga masih bermasalah dengan pembayaran gaji pemainnya, Persiwa Wamena dan Persegres Gresik United.
"Dan saya beritahu, kasusnya ini bukan hanya milik PSIM, tapi banyak klub. Apakah itu mengerikan, tidak. Ini biasa, ini sudah terjadi puluhan tahun dan itu di banyak negara, bahwa ada masalah yang demikian. Jasi biasa-biasa saja, ini bukan hal yang luar biasa, tidak bisa (bayar gaji), dihukum," ucap Joko.
 Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menanggapi persoalan tunggakan gaji pemain di klub-klub yang kembali mencuat. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama) |
Joko memastikan, kasus penunggakan gaji pemain yang terjadi tidak ada hubungannya dengan masa depan PSSI. Posisi PSSI dalam konteks ini adalah perwakilan FIFA sekaligus perwakilan klub yang menjadi jembatan komunikasi.
Terkait hukuman yang bisa diterima klub yang tidak membayar gajinya bisa dibagi menjadi dua yakni denda dan sanksi dalam konteks kompetisi. Untuk hukuman yang kedua ini, Joko menyebut sanksi bisa berupa pengurangan poin di klasemen kompetisi atau didegradasi.
"Posisinya PSSI itu menjalankan saja, jadi tak ada hubungannya dengan PSSI. Ya tidak ada hubungannya dengan sanksi dari FIFA, kecuali PSSI tak menyampaikan informasi kepada klub dan tak menjalankan arahan FIFA. Itu baru masalah," terang Joko.
Terkait penampilan PSIM di kompetisi Liga 2 2018 yang rencananya bakal bergulir mulai April mendatang, PSSI menyerahkan keputusan kepada operator, PT Liga Indonesia Baru (LIB).
"Liga sudah ada peraturannya, kenapa balik ke PSSI. Pokoknya, kasus ini ditangani FIFA, apapun keputusan FIFA, ya harus dieksekusi," ujarnya.
(bac/jun)